P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Gambar tema oleh Igniel

Berbagi dengan menulis #weewblog

Wikipedia

Hasil penelusuran

Cari Blog Ini

Search Bar

Baris 2: Menyamakan Visi

Ini adalah kelanjutan dari kisah sebelumnya....
Wahyudieko's Blog : Baris 1 : Hobi Baru
Sekian tahun berlalu dengan cerita Coder yang semakin mendalami pemrograman dan Desainer yang semakin mencintai dunia desain. Setelah mereka lulus dari SMA mereka sepakat untuk meneruskan kuliah di jurusan Ilmu Komputer. Pelajaran programming yang didapat dari ekstrakulikuler semasa SMA menjadikan mereka sahabat satu visi. Banyak kisah yang mereka alami dan layak untuk diceritakan, tetapi disini penulis hanya akan membeberkan sebagian kisah dari mereka, kisah dimana mereka sampai hari ini bisa memiliki satu visi.

Sumber: http://younginnovator.eu/


Kisah itu dimulai saat Pak Guru memberikan Group Task saat ekstrakulikuler programming. Setiap siswa yang hadir di kelas diwajibkan untuk menjelaskan apa cita-cita yang ingin dicapai dalam 10 tahun kedepan dan algoritma apa yang akan digunakan. Pertanyaan ini membuat semua siswa berpikir keras, tidak seperti biasanya. Bukan berpikir untuk membuat algoritma dalam barisan kode tetapi berpikir untuk merancang algoritma hidup dalam 10 tahun mendatang. Karena mau tidak mau 10 tahun kedepan adalah titik dimana hal yang mereka cita-citakan akan dibuktikan kebenarannya. Sama seperti tipe data boolean, hanya akan ada dua kemungkinan yaitu True or False. Benar jika algoritma hidup yang mereka rencanakan mencapai cita-cita mereka atau salah jika algoritma hidup yang mereka rencanakan tidak dapat mencapai cita-cita mereka.

Desainer dan Coder yang kebetulan duduk satu bangku, mereka saling berdiskusi tentang apa yang mereka cita-citakan. Atau lebih spesifiknya, apa yang akan mereka targetkan dalam 10 tahun kedepan. Coder yang selalu teliti dalam segala hal, memiliki analisa bahwa group task yang diberikan pak guru hari ini bukanlah group task biasa. Ia berpikir bahwa pak Guru memiliki maksud lain dalam group task ini, sehingga keputusan cita-cita 10 tahun kedepan yang akan dibuat tidak asal-asalan. Mungkin pak guru hanya mengetes alur berpikir mereka dalam menyelesaikan masalah atau pak guru ingin membentuk mereka agar dalam 10 tahun kedepan mereka bisa lebih berkembang. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang dipikirkan Coder didiskusikan bersama Desainer. Sehingga waktu 2 jam pelajaran yang diberikan sepertinya tidak cukup untuk menyelesaikannya. Dan benar, karena Coder dan Desainer terlalu banyak berasumsi, hingga kelas berakhir mereka belum bisa menentukan apa yang akan mereka capai dalam 10 tahun kedepan. Lain halnya dengan siswa yang lain, mereka sudah bisa menentukan cita-cita mereka dan mengumpulkan resume tentang algoritma yang akan digunakan. Karena belum selesai, akhrinya pak guru memberikan waktu tambahan sampai besok pagi untuk Coder dan Desainer mengumpulkan tugas mereka. Kelas pun berakhir...

Sepulang sekolah mereka masih mendiskusikan cita-cita mereka, sambil berjalan menuju rumah mereka terus berdiskusi tentang apa yang akan mereka capai dalam 10 tahun kedepan. Nah... disinilah cerita dimana mereka menyamakan visi untuk mencapai cita-cita mereka.

Akhirnya mereka menemukannya, mereka berpikir bahwa dalam 10 tahun kedepan bukan hanya cita-cita kecil yang akan mereka capai tetapi merupakan cita-cita besar. Mereka terinspirasi oleh pohon apel yang ada di pinggir jalan, dimana pohon apel tersebut rindang dan sedang berbuah banyak. Mereka ingin menjadi pohon apel itu, yaitu bisa menghasilkan buah yang banyak yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Pohon apel yang dimaksud adalah suatu startup yang ingin mereka bangun bersama untuk menghasilkan produk-produk aplikasi yang impactful, berguna bagi orang banyak.

Itulah visi yang mereka bangun bersama hari itu dan mulai saat itu juga mereka mulai merancang algoritma yang akan digunakan untuk memastikan bahwa visi mereka tercapai dalam 10 tahun kedepan.

To be continued,,,

Baca Juga
Wahyudi Eko
Berbagi dengan menulis

Related Post

Posting Komentar