P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

5 Fakta Menarik Burung Kucica Seychelles yang Tumbuh Kembali dari Ambang Kepunahan

Featured Image

Sejarah dan Kehidupan Kucica Seychelles yang Berhasil Keluar dari Ambang Kepunahan

Kucica Seychelles atau dikenal juga dengan nama ilmiah Copsychus sechellarum adalah salah satu spesies burung yang berhasil keluar dari ambang kepunahan. Meskipun jumlah populasi mereka masih dipantau secara ketat, kisah keberhasilan ini menjadi contoh penting dalam upaya konservasi di dunia. Burung ini termasuk dalam famili Muscicapidae dan memiliki ciri fisik yang khas, yaitu bulu hitam mengilap dengan bercak putih di sayapnya. Panjang tubuhnya mencapai sekitar 25 sentimeter, dengan berat jantan mencapai sekitar 76 gram dan betina hingga 65 gram.

Wilayah Penyebaran dan Perkembangan Populasi

Dulu, kucica Seychelles menyebar di 8-13 pulau di Kepulauan Seychelles. Namun, pada tahun 1965, jumlah mereka turun drastis hingga hanya tersisa 12-15 ekor di Pulau Fregate. Populasi kecil yang diperkenalkan di Pulau Alphonse juga punah pada tahun 1960. Pada akhir 1970-an, populasi meningkat menjadi 40 ekor, tapi kemudian turun lagi menjadi 20 ekor hingga awal 1990-an.

Berhasilnya program pemulihan membuat jumlah populasi meningkat pada tahun 1994. Upaya translokasi dilakukan ke pulau-pulau lain, sehingga pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 86 ekor dan tersebar di empat pulau, yaitu Fregate, Cousin, Cousine, dan Aride. Sejak saat itu, populasi terus bertambah, mencapai lebih dari 170 burung pada tahun 2006 dan lebih dari 280 pada tahun 2015. Saat ini, kucica Seychelles menghuni lima pulau, termasuk Fregate, Cousin, Cousine, Aride, dan Denis. Mereka juga pernah terlihat berkunjung ke pulau lain seperti Denis.

Pola Makan dan Adaptasi Lingkungan

Kucica Seychelles lebih suka mencari makan di permukaan tanah. Menu utamanya terdiri dari serangga, cacing, dan buah-buahan. Mereka juga memburu laba-laba, kalajengking, tokek, katak, anak tikus, dan bahkan ular muda. Tidak hanya itu, mereka juga bisa memakan ikan kecil yang jatuh dari sarang burung white tern, telur burung laut, dan kepiting kecil. Saat mencari makan, mereka melompat-lompat di tanah sambil membalik dedaunan kering untuk menemukan mangsa.

Burung ini hidup di hutan pantai yang lebat dan banyak serasah dedaunan. Bahkan, mereka telah beradaptasi untuk hidup di hutan dataran tinggi dan perkebunan.

Suara dan Perilaku Komunikasi

Kicauan kucica Seychelles sangat khas dan mudah dikenali. Suara mereka terdengar seperti "wih-wih-wih" yang naik berturut-turut. Ketika mereka waspada atau mengingatkan bahaya, nada suara mereka tetap sama. Namun, ketika penyusup mendekat, nadanya menjadi lebih lembut dengan tiga nada pendek. Saat mempertahankan sarang, suaranya terdengar sengau "cerr" disertai sikap agresif.

Selain itu, kucica Seychelles juga bisa meniru suara burung lain. Jantan biasanya yang melakukan ini, sementara suara betina lebih sederhana. Mereka juga sering berduet dengan pasangannya menggunakan nada lembut seperti "wihh-wehr-wuh".

Ritual Perkawinan dan Sistem Perkawinan

Pada musim kawin, jantan kucica Seychelles melakukan ritual menarik untuk merayu betina. Mereka menegakkan leher agar terlihat lebih gagah, membuka sayap sedikit untuk menunjukkan bercak putih, dan menggantungkan ekornya. Selain itu, jantan juga proaktif mengejar betina di udara. Jika betina tertarik, mereka akan mengembangkan bulu di sisi tubuhnya.

Jika makanan cukup tersedia, kucica Seychelles bisa berkembang biak sepanjang tahun. Namun, puncak perkawinan biasanya terjadi saat musim hujan, antara November hingga Maret. Sarang dibangun oleh betina dengan bantuan jantan, terbuat dari ranting kecil, rumput kering, dan serat kelapa. Betina bisa bertelur satu hingga dua butir yang dierami selama 16-22 hari. Anak burung baru bisa meninggalkan sarang setelah 16-22 hari, namun tetap menerima makanan dari induknya selama 5-18 minggu.

Status Konservasi dan Harapan Masa Depan

Meski berhasil keluar dari ambang kepunahan, kucica Seychelles masih diklasifikasikan sebagai "terancam punah" oleh IUCN. Populasinya masih dipantau secara ketat untuk memastikan tidak mengalami penurunan drastis. Dengan upaya konservasi yang terus berlangsung, harapan besar bahwa mereka akan tetap bertahan dan berkembang di alam liar.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.