Masalah Lingkungan Akibat Tambang Pasir Galunggung yang Mengkhawatirkan
Sebuah laporan menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang pasir di kawasan Galunggung sudah mencapai tingkat yang sangat parah. Hal ini disampaikan oleh Dr. Siti Fadjarajani, seorang analis lingkungan dari Universitas Siliwangi. Menurutnya, keadaan tersebut membutuhkan tindakan segera untuk menghentikan eksploitasi sumber daya alam tersebut.
Perlu diketahui, kasus penambangan ilegal di daerah ini telah menarik perhatian pihak berwajib. Salah satu tokoh penting dalam industri tambang, Endang Abdul Malik atau dikenal dengan nama Endang Juta, ditangkap oleh Polda Jabar beberapa waktu lalu. Kasus ini sudah memasuki tahap P21 dan akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan.
Dr. Siti menyatakan bahwa dampak lingkungan yang terjadi saat ini sangat merugikan masyarakat sekitar. Banyak lahan pertanian yang rusak akibat erosi dan longsor. Bahkan, sumber air mulai mengalami pengurangan, sehingga memengaruhi ketersediaan air bersih bagi penduduk setempat.
Menurutnya, meskipun tambang pasir memiliki nilai ekonomi tertentu, manfaat yang diperoleh masyarakat lokal jauh lebih kecil dibandingkan kerusakan yang terjadi. Ia menilai bahwa tidak semua masyarakat mendapat keuntungan dari aktivitas tambang ini. Sebaliknya, hanya sebagian kecil saja yang bekerja di lokasi tambang, dan itu pun hanya sementara.
"Kondisi saat ini menunjukkan bahwa penambangan terjadi karena tidak adanya pemanfaatan sumber daya alam secara optimal. Alam memiliki batas kemampuan dalam memberikan manfaat," ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa alam sedang bereaksi terhadap aktivitas manusia. Peristiwa seperti longsor dan banjir semakin sering terjadi. Ini menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan semakin meningkat, tetapi upaya pengendalian masih kurang efektif.
Selain itu, ia menyoroti bahwa dampak ekonomi yang dirasakan oleh penambang tidak seimbang dengan manfaat yang diterima oleh masyarakat setempat. Penambangan justru lebih menguntungkan para pengembang, bukan masyarakat lokal.
"Jadi, dampak lingkungan yang terasa sangat nyata kepada masyarakat, tetapi justru menguntungkan penambang," katanya.
Dalam hal ini, Dr. Siti melihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap lingkungan semakin meningkat. Ia berharap agar permasalahan ini dapat diungkap secara transparan, sehingga aturan penggunaan lahan bisa ditinjau kembali. Tujuannya adalah menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan lingkungan.
Selain itu, ia menekankan bahwa penambangan tidak bisa menjadi sumber utama pekerjaan. Karena, pada akhirnya, lahan tambang akan habis, dan peluang kerja akan semakin berkurang.
"Penambangan hanya berlangsung sementara. Ketika lahan tambang menyusut, maka peluang kerjanya juga akan berkurang," ujarnya.
Dengan situasi yang semakin memprihatinkan, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam. Tidak hanya itu, perlu adanya regulasi yang ketat untuk mencegah eksploitasi yang tidak bertanggung jawab.



Posting Komentar