P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Anomali Suhu Tingkatkan Risiko Flu

Featured Image

Faktor Lingkungan dan Iklim Berdampak pada Lonjakan Kasus Flu

Seorang dosen dari Fakultas Kedokteran IPB University, Desdiani, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus flu tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kesehatan individu, tetapi juga oleh perubahan dinamika lingkungan dan iklim. Suhu rata-rata di Indonesia pada bulan September 2025 mencapai 26,91 derajat Celcius, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata klimatologis sebesar 26,56 derajat Celcius. Anomali suhu ini merupakan yang tertinggi ketujuh sejak tahun 1981 dan berpotensi meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap infeksi saluran pernapasan.

Perubahan suhu yang signifikan juga terjadi dalam fluktuasi harian, atau disebut sebagai perbedaan suhu antara siang dan malam hari. Variabilitas suhu per jam kini bisa mencapai 4–5 derajat Celcius. Misalnya, suhu pada pukul 12 siang bisa mencapai 37 derajat Celcius, lalu turun drastis menjadi 32,5 derajat Celcius dalam waktu sejam. Perubahan cepat ini memengaruhi sistem pertahanan tubuh, sehingga membuat virus influenza lebih mudah masuk dan menginfeksi tubuh.

Pengaruh Perubahan Iklim dan Urbanisasi

Menurut Desdiani, perubahan iklim serta urbanisasi berkontribusi pada peningkatan risiko infeksi. Peningkatan jumlah bangunan dan pengurangan ruang hijau menyebabkan suhu mikro di daerah padat penduduk meningkat. Selain itu, polutan seperti aerosol juga menurunkan kualitas udara dan melemahkan daya tahan tubuh. Hal ini mempercepat penyebaran virus influenza tipe A dan B, yang menjadi penyebab utama wabah musiman.

Perubahan suhu dan kelembapan juga memengaruhi stabilitas virus di udara. Udara yang kering atau dingin dapat menurunkan efektivitas sistem pertahanan mukosa saluran napas, sehingga seseorang lebih rentan tertular. Perbedaan suhu yang ekstrem antara siang dan malam hari juga menurunkan imunitas lokal saluran napas.

Pentingnya Vaksin dan Gaya Hidup Sehat

Desdiani menyarankan vaksinasi sebagai langkah pencegahan untuk mengurangi risiko kasus berat dan komplikasi. Vaksin telah terbukti efektif dalam menurunkan risiko rawat inap, pneumonia, serta kematian, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan penyakit kronis atau imun lemah. Meskipun sering dianggap kurang efektif untuk lansia, manfaat vaksin tetap signifikan dalam mengurangi tingkat keparahan penyakit.

“Vaksin bukan hanya melindungi individu, tetapi juga membantu membangun kekebalan komunitas, sehingga dapat menekan potensi wabah luas,” ujar Desdiani. Ia menekankan pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk etika batuk, penggunaan masker saat sakit, serta menjaga kebersihan udara dan lingkungan.

Kewaspadaan Masyarakat Menghadapi Tren Global

Kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan mengingat lonjakan kasus flu yang menjadi tren global. Perubahan iklim dan faktor lingkungan memberikan tantangan baru dalam menghadapi ancaman kesehatan masyarakat. Dengan kesadaran akan bahaya flu dan upaya pencegahan melalui vaksinasi serta gaya hidup sehat, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman ini.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.