P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Kisah Pendiri Sepatu Lokal 'Kanky' yang Berjuang hingga Sukses

Featured Image

Kanker: Dari Masalah Pandemi ke Kesuksesan Bisnis

Pandemi Covid-19 memberikan tantangan besar bagi banyak pelaku usaha, termasuk Alfons Ivan Kurniadi. Sebagai penggemar sepatu sneakers, ia awalnya khawatir barang dagangannya tidak laku terjual. Saat itu, bisnisnya yang berbasis toko luring memiliki ratusan pelanggan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Namun, situasi pandemi membuat penjualan menurun tajam.

Kemudian, Alfons menghadapi kerugian akibat utang yang tidak bisa dibayar oleh toko penyalur produk. Stok sepatu menumpuk di gudang hingga rusak. Untuk menghadapi ini, dia bertanya kepada dua anaknya, Olga dan Violanita, tentang strategi penjualan baru. Mereka memutuskan untuk menjual sepatu basket secara daring di Tokopedia meski belum memiliki pengalaman dalam dunia online.

Hasilnya cukup memuaskan. Dari sana, mereka mulai merancang ide-ide lain. Pada 2019, Alfons mendirikan merek sepatu Kanky di Surabaya. Nama Kanky berasal dari akronim “Kanan” dan “Kiri”, dengan logo tanda “>” sebagai huruf “V” dan huruf “O” pada produk sepatu. Logo ini mewakili inisial nama kedua anaknya dan mencerminkan filosofi bahwa mereka ingin menjadi pemenang bersama.

Sistem kerja Kanky dirancang lebih terstruktur dan sistematis. Pada 2021, Alfons membuka pabrik sepatu lengkap dengan mesin pendukung produksi. Ia juga melibatkan pekerja industri sepatu yang sempat berhenti bekerja karena pandemi. Peluang ini dianggap sebagai kesempatan untuk mengajak eks karyawan kembali bekerja dan melibatkan orang-orang ahli di bidang sepatu.

Selama proses produksi awal, Alfons berkolaborasi dengan jaringannya yang sudah dikenal selama menjadi distributor, mulai dari toko hingga penyalur dan komunitas. Dukungan ini sangat penting untuk keberlanjutan bisnis.

Ekspansi dilakukan melalui platform daring seperti Tokopedia dan TikTok Shop. Selain itu, Kanky juga melakukan kolaborasi dengan pemengaruh seperti Dokter Tirta untuk promosi penjualan. Kreativitas dan hubungan dengan komunitas menjadi bagian penting dari strategi pemasaran.

Saat ini, Kanky memiliki beragam model dan warna sepatu sneakers serta olahraga. Harga sepasang sepatu berkisar antara Rp 200 ribu hingga 600 ribu. Dalam hal bahan, Kanky masih menggunakan campuran bahan lokal dan impor. Keputusan ini didasarkan pada kemampuan produksi dan keterjangkauan harga bagi konsumen.

Alfons mengakui bahwa sampai saat ini, mereknya belum sepenuhnya menggunakan bahan lokal. Namun, untuk produk yang menggunakan bahan mesh, ia lebih banyak menggunakan bahan lokal. Produk lokal ini terus berusaha bertahan dengan ciri khas, nilai merek, dan cerita unik, meskipun dihadapkan pada banyak pesaing baik lokal maupun internasional.

Pengalaman menggunakan sepatu ini juga memberikan nilai tambah tersendiri dari segi pengalaman konsumen. Senior Director of Tokopedia dan TikTok E-commerce Indonesia Stephanie Susilo mengapresiasi pembangunan identitas bisnis yang dimulai dari masalah dan berkembang menjadi sukses. Selain Kanky, ada Jims Honey dan Sovlo yang juga berhasil membangun peluang dari situasi sulit saat pandemi.

Stephanie berharap wadah penjualan daring dapat terus membantu pelaku usaha lokal mengembangkan bisnis secara berkelanjutan. Ia berharap bukan hanya pembeli yang nyaman berbelanja, tetapi juga para penjual yang nyaman menjual produknya.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.