P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Meta Akan Luncurkan Kacamata AR 'Celeste' dengan Harga Rp13,1 Juta

Featured Image

Pengenalan Kacamata Pintar Meta yang Dikabarkan Harganya Mahal

Meta, perusahaan teknologi besar yang berbasis di Menlo Park, California, dikabarkan akan meluncurkan kacamata pintar pertama mereka dengan layar terintegrasi. Perangkat ini, yang diberi nama kode internal “Hypernova” dan akan dirilis dengan nama “Celeste”, disebut sebagai kacamata siap pakai terbaru dari perusahaan.

Dilaporkan bahwa kacamata ini dilengkapi dengan layar digital kecil di lensa kanan, yang dapat menampilkan notifikasi dasar. Dengan fitur-fitur seperti AI, kamera, kendali tanpa tangan, serta kemampuan streaming langsung ke platform seperti Facebook dan Instagram, produk ini menjadi bagian dari strategi Meta untuk tetap kompetitif dalam ranah teknologi AI.

Meskipun saat ini Meta tertinggal dari pesaing seperti OpenAI dan Google Alphabet, perusahaan ini terus berupaya untuk memperkuat posisi mereka dalam pasar teknologi. Namun, harga yang tinggi, diperkirakan sekitar USD 800 atau Rp13,1 juta, bisa menjadi hambatan bagi konsumen.

Sebelumnya, Meta juga memamerkan prototipe “Orion” pada tahun lalu, yang digambarkan oleh CEO Mark Zuckerberg sebagai mesin waktu menuju masa depan. Meski kacamata baru ini lebih canggih dibanding Orion, Meta belum memberikan respons resmi mengenai peluncuran tersebut.

Strategi dan Rencana Masa Depan

Meta telah merencanakan peluncuran Orion pada 2027, sementara saat ini mereka masih menawarkan dua lini kacamata hasil kolaborasi dengan Ray-Ban dan Oakley. Selain itu, Meta juga diperkirakan akan meluncurkan gelang pintar (wristband) pertama yang memungkinkan kontrol kacamata melalui gerakan tangan.

Selain itu, Meta juga dikabarkan akan meluncurkan lini terbaru Ray-Ban dengan peningkatan kamera, daya tahan baterai, serta dukungan fitur-fitur AI. Meski sudah menjual sekitar dua juta unit Ray-Ban sejak 2023, Meta jarang menjadi sorotan utama konsumen di pasar kacamata pintar, berbeda dengan pesaing seperti Google Glasses yang kini terpuruk.

Masalah Keuangan dan Kritik

Divisi Reality Labs Meta mencatat kerugian operasional USD 4,53 miliar pada kuartal kedua, dengan total kerugian mendekati USD 70 miliar sejak akhir 2020. Hal ini menunjukkan tantangan finansial yang dihadapi Meta dalam pengembangan teknologi kacamata pintar.

Kacamata Hypernova juga kemungkinan hadir dengan merek Prada, yang dikenal dengan bingkai tebal sehingga mampu menampung komponen penting perangkat. Meski Prada belum menanggapi komentar Reuters, analis menilai harga USD 800 jauh lebih mahal dibanding lini Ray-Ban seharga USD 299 atau Oakley yang dibanderol USD 399.

Jitesh Ubrani, manajer riset International Data Corp., menyebut desain kacamata ini agak besar dan kurang ramah konsumen, sehingga volume penjualan diperkirakan rendah. Ia memperkirakan penjualan hanya mencapai beberapa ratus ribu unit, meski langkah ini dapat mendorong lebih banyak pengembang membuat aplikasi pendukung.

Tantangan dan Kritik

Sebagai strategi menarik pengembang, Meta juga disebut akan membuka akses kacamata pintar bagi pihak ketiga melalui perangkat lunak baru. Namun, di sisi lain, sejumlah whistleblower menuduh Meta lebih mengutamakan keuntungan ketimbang keselamatan pengguna.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa kebijakan AI Meta sempat mengizinkan chatbot berinteraksi dengan anak-anak dalam percakapan provokatif terkait seks dan ras. Para whistleblower juga menyebut peneliti Meta diarahkan untuk tidak menyelidiki risiko teknologi realitas virtual terhadap anak-anak, agar perusahaan bisa mengklaim tidak mengetahui dampaknya.

Meta kemudian menyampaikan kepada Reuters bahwa mereka telah menghapus bagian kebijakan yang memperbolehkan chatbot terlibat dalam permainan peran romantis dengan anak-anak.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.