
Pertumbuhan Ekonomi NTB Triwulan III 2025 Mengalami Peningkatan
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada triwulan III tahun 2025 mencatatkan peningkatan sebesar 2,82 persen secara year-on-year (y-on-y). Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif setelah mengalami kontraksi pada dua triwulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh berbagai sektor yang menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.
Salah satu sektor utama yang memberikan kontribusi signifikan adalah Industri Pengolahan. Sektor ini mencatat kenaikan tertinggi sebesar 66,65 persen, terutama karena meningkatnya aktivitas produksi smelter dan pemberian izin ekspor konsentrat baru. Hal ini menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Selain itu, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 5,89 persen. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi NTB masih terbatasi oleh kontraksi di sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya. Penurunan ini dipicu oleh kebijakan pelarangan ekspor konsentrat kering yang sempat memperlambat distribusi. Namun, mulai Oktober 2025, pemerintah telah mengeluarkan izin ekspor sehingga diharapkan dapat menjadi pengungkit ekonomi pada triwulan berikutnya.
Dari 17 kategori lapangan usaha, sebanyak 15 di antaranya tetap tumbuh positif. Secara nilai, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB atas dasar harga berlaku mencapai Rp49,49 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 tercatat Rp28,92 triliun.
Sektor Lain Juga Menunjukkan Kinerja Positif
Selain sektor industri, beberapa sektor lain juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh mengikuti meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya jumlah tamu menginap di hotel bintang dan nonbintang sebesar 28,16 persen (y-on-y).
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sebagai kontributor terbesar PDRB dengan kontribusi sebesar 22,92 persen, juga tumbuh positif. Peningkatan ini didorong oleh naiknya produksi padi sebesar 37,15 persen, meski masih diimbangi penurunan produksi jagung sebesar 21,35 persen.
Dari sisi penggunaan PDRB, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT). Namun, komponen ekspor barang dan jasa masih terkontraksi tajam sebesar 56,11 persen (y-on-y), sejalan dengan berhentinya ekspor konsentrat tembaga sebelum adanya izin baru.
Indikator Kesejahteraan Membaik
BPS mencatat peningkatan jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2025 sebesar 1,18 ribu orang. Hal ini turut terdorong oleh bertambahnya dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyerap tenaga kerja. Meski demikian, tingkat pengangguran masih meningkat akibat jumlah lulusan baru yang belum terserap serta mekanisasi di sektor pertanian.
Di sisi lain, indikator kesejahteraan menunjukkan tren positif. Tingkat kemiskinan turun menjadi 11,78 persen pada Maret 2025. Inflasi terkendali di angka 2,96 persen (y-on-y), sedangkan konsumsi per kapita juga meningkat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB terus membaik, didukung beberapa capaian seperti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mencapai tingkat kunjungan 92,26 persen sejak Februari 2025.
Stunting juga mengalami penurunan signifikan dalam lima tahun terakhir, dari 37,85 persen pada 2019 menjadi 29,8 persen di tahun 2024. Di bidang pendidikan, satuan pendidikan terakreditasi A dan B mencapai 90 persen pada 2024. Angka Partisipasi Sekolah (APS) juga meningkat di semua jenjang.
Harapan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin, menyampaikan harapan bahwa percepatan ekspor dan geliat industri pengolahan dapat terus memperkuat pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan berikutnya. Ia optimistis bahwa perbaikan sektor unggulan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat akan membawa kondisi ekonomi NTB menuju arah yang semakin membaik.



Posting Komentar