P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Pesan Tiga Pencari Kerja di Usia 36: Beri Kesempatan Sedikit untuk Interview

Featured Image

Nasib Tri Wahyu Hidayat: Pencarian Kerja yang Menantang

Tri Wahyu Hidayat, seorang pria berusia 36 tahun, mengalami nasib yang tidak menyenangkan setelah di-PHK dari perusahaan furnitur di Sayung, Kabupaten Demak. Kejadian ini terjadi pada akhir Mei 2025, setelah perusahaan tersebut menghentikan operasionalnya karena menurunnya jumlah pesanan. Sejak saat itu, Tri dan 17 rekan kerjanya harus menghadapi masa pengangguran.

Sebelumnya, Tri bekerja sebagai penyuplai bahan produksi sejak tahun 2019. Kini, ia harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk istri dan anaknya. Selama tiga bulan terakhir, penghasilan yang ia dapatkan berasal dari warung kecil milik istrinya.

Untuk memperbaiki kondisinya, Tri telah mengirimkan puluhan lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Ia mengaku bahwa melalui email saja, ia sudah mengirim lebih dari 20 lamaran. Rata-rata, ia mengirim lamaran setiap seminggu atau tiga hari sekali. Totalnya mungkin mencapai puluhan lamaran.

Perusahaan yang menjadi incarannya antara lain PT Donlim Teknologi Indonesia, PT FHG Tekstil Indonesia, hingga PT FMB. Namun, hingga saat ini, ia belum pernah mendapatkan panggilan wawancara. Ini membuatnya merasa kesulitan dalam mencari pekerjaan.

Faktor Usia Jadi Tantangan

Salah satu kendala utama yang dihadapi Tri adalah usianya. Banyak perusahaan hanya membuka lowongan untuk pelamar dengan batasan usia maksimal 30 hingga 35 tahun. Meskipun usianya sudah 35 tahun, ia tetap mencoba mengirimkan lamaran. Jika lowongan tidak menyebutkan batasan usia, maka ia pasti akan mengajukan lamaran.

Tri juga merasa bahwa mencari kerja saat ini jauh lebih sulit dibandingkan beberapa tahun lalu. Dulu, ketika ia melamar di pabrik furnitur, prosesnya relatif cepat. Bahkan, ia hanya perlu menunggu dua minggu untuk mendapatkan panggilan wawancara. Sekarang, situasi berbeda. Banyak pencari kerja yang berpengalaman pun kesulitan mendapatkan kesempatan.

Krisis Pengangguran di Jawa Tengah

Dalam situasi yang sulit ini, banyak warga Jawa Tengah terlihat antusias mengikuti job fair yang diselenggarakan oleh Disnakertrans Jawa Tengah. Acara ini dilaksanakan pada Kamis (21/8/2025) dan bertepatan dengan HUT ke-80 Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi menyediakan 6.6540 lowongan kerja dengan 288 posisi jabatan dari 43 perusahaan.

Job fair ini berlangsung secara daring dan luring hingga 22 Agustus 2025. Dari data yang diperoleh, sebanyak 5.131 pencari kerja mendaftar secara online hingga 20 Agustus, dengan 1.837 orang yang lolos tahap interview.

Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz, menyampaikan bahwa ada sekitar 950.000 warga Jawa Tengah yang terdaftar sebagai penganggur, sesuai data BPS Jawa Tengah per Februari 2025. Angka Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 4,33 persen.

Perjuangan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Meskipun menghadapi tantangan besar, Tri Wahyu Hidayat dan banyak pencari kerja lainnya tetap berjuang demi mendapatkan peluang yang lebih baik. Mereka berharap bisa memperbaiki taraf hidup mereka dan memberikan kehidupan yang lebih layak bagi keluarga. Dengan semangat dan tekad yang kuat, mereka terus mencari jalan keluar dari krisis pengangguran yang sedang melanda wilayah Jawa Tengah.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.