
Uya Kuya Mengungkap Trauma Saat Rumahnya Dijarah Massa
Selebriti Uya Kuya akhirnya membuka suara mengenai momen rumahnya dijarah oleh massa yang disebabkan oleh kemarahan masyarakat terhadap aksinya dalam Sidang Paripurna. Aksi joget-joget yang dilakukannya membuat dirinya dinonaktifkan dari jabatannya sebagai anggota Komisi IX DPR RI.
Dalam sebuah wawancara dengan Denny Sumargo, Uya menceritakan bagaimana pengalaman traumatis itu terjadi. Ia mengungkapkan betapa menakutkannya situasi saat rumahnya dijarah dan dirinya harus bersembunyi di apartemen. Ia juga mengungkap peran penting dari seorang pengusaha bernama Yusuf Hamka yang berhasil menyelamatkannya.
Penyelamatan oleh Yusuf Hamka
Uya mengaku sangat trauma pada saat berada di apartemen setelah penjarahan. Banyak orang di bawah teriak-teriak memanggil namanya, membuatnya merasa kewalahan. Pada kesempatan tersebut, ia juga membantah bahwa dirinya pergi ke luar negeri saat penjarahan terjadi. Suami dari Astrid Kuya ini mencoba menyelamatkan kucing-kuncingnya tetapi akhirnya pasrah karena melihat kondisi di luar.
Saat panik dan takut mengganggu tetangga serta keluarganya yang bingung, telepon dari Yusuf Hamka datang untuk menawarkan bantuan. Uya mengaku salut dengan tindakan Yusuf yang berani mengambil risiko untuk membantu keluarganya.
"Justru gua malah salutnya Pak Yusuf Hamka adalah beliau nih orang yang baik, berani mengambil risiko pada saat itu justru. Dia nyetir sendiri masuk ke dalam apartemen gue yang pada saat itu masih ada beberapa orang di luar," ujarnya.
Disembunyikan Selama Seminggu
Setelah rumahnya dijarah, Uya menerima telepon dari Yusuf Hamka pada pagi hari menjelang subuh. Pengusaha tersebut menjemput Uya dari basement apartemen tanpa sopir dan membawanya ke tempat aman.
"Pak Yusuf jemput gue ke bawah ke basement nungguin gua sejam di bawah. Gua turun lewat tangga darurat dan gua dibawa ke satu tempat," kata Uya.
Setelahnya, Uya meminta tidak ingin mengganggu Yusuf dan sempat pergi ke tempat lain. Namun, keesokan harinya, mereka bertemu lagi di Masjid Istiqal dan Yusuf menawarkan bantuan lebih lanjut. Akhirnya, Uya ditempatkan di lokasi perlindungan selama seminggu penuh.
Yusuf menolak memberi tahu siapa pun tentang lokasi Uya demi menjaga keselamatan. Menurut Uya, Yusuf bertindak semata-mata karena rasa kemanusiaan dan teringat akan peristiwa kerusuhan 1998 ketika banyak orang Tionghoa diselamatkan oleh penduduk lokal.
Pelajaran dan Rasa Syukur
Peristiwa tersebut menjadi pelajaran hidup yang tak terlupakan bagi Uya. Ia belajar pentingnya bertindak cepat dan hati-hati di era media sosial. Kini, ayah dua anak ini merasa perlu segera melakukan klarifikasi jika dirinya difitnah oleh konten media sosial.
"Tapi gua belajar dari pengalaman ini sih. Belajar pertama adalah tidak boleh terlalu positive thinking. Kedua, kita harus cepat-cepat klarifikasi kalau andai kita difitnah gitu," ujarnya.
Menurut Uya, aksi joget-jogetnya direkam dan diikuti dengan konten TikTok yang seolah membuatnya mengatakan bahwa gaji Rp 3 juta kecil. Padahal, ia tidak mengucapkan apa-apa setelah aksi tersebut.
Awalnya, ia tidak menyangka video-video di media sosial akan menimbulkan kemarahan sebesar itu hingga rumahnya bersama keluarga dijarah. Setelah mengalami penjarahan, Uya mendapat dukungan emosional dan ucapan selamat dari orang-orang yang ditemuinya beberapa hari kemudian.



Posting Komentar