P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Menteri Perindustrian: Ledakan AI Ciptakan Pekerjaan Baru, Bukan Gantikan Lapangan Kerja

Featured Image

Pandangan Optimistis Menteri Perindustrian Mengenai Kecerdasan Buatan

Di tengah kekhawatiran yang muncul terkait pengaruh kecerdasan buatan (AI) terhadap tenaga kerja, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pandangan optimistis. Ia menilai bahwa kemajuan teknologi justru memberikan peluang baru bagi generasi muda untuk memasuki bidang-bidang pekerjaan yang lebih menjanjikan.

Agus menjelaskan bahwa ledakan inovasi digital bukanlah ancaman, melainkan kesempatan untuk berkembang dalam profesi-profesi yang sedang tumbuh pesat. Laporan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa posisi seperti Big Data Specialist, Financial Technology Engineer, dan AI and Machine Learning Specialist akan mengalami pertumbuhan terbesar di Indonesia hingga tahun 2030.

“Anak-anak muda tidak perlu khawatir bahwa perkembangan AI akan mengurangi ruang kerja di Indonesia. Hal itu sama sekali tidak perlu dikhawatirkan,” ujar Agus saat berbicara di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, tantangan utama bukanlah hilangnya pekerjaan, tetapi kesiapan tenaga kerja Indonesia dalam menguasai keterampilan digital dan analitis yang dibutuhkan industri. Data Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) hingga Juli 2026 menunjukkan adanya defisit sekitar tiga juta talenta AI di Indonesia. Padahal, kebutuhan tenaga digital nasional diperkirakan mencapai 11 hingga 12 juta orang.

“Jumlah talenta digital Indonesia saat ini hanya sekitar 0,3 juta orang. Sementara proyeksi kebutuhan adalah 11-12 juta. Jadi ada gap hampir tiga juta orang,” kata Agus.

Meskipun jumlahnya masih tertinggal, Agus menilai bahwa kualitas keterampilan AI di Indonesia sedikit di atas rata-rata global. Laporan Artificial Intelligence Index Report 2025 dari Stanford Institute for Human-Centered Artificial Intelligence mencatat bahwa Indonesia menjadi negara dengan penetrasi keterampilan AI tertinggi di Asia Tenggara. Secara global, Indonesia juga masuk sepuluh besar negara dengan peningkatan kompetensi AI tercepat.

Dalam periode 2016–2024, pertumbuhan keterampilan AI di Indonesia meningkat sebesar 191 persen. Meski begitu, Indonesia masih harus mengejar negara-negara seperti India, Brasil, Turki, dan Denmark yang kini memimpin penguasaan keterampilan AI dunia.

“Dalam periode 2016 sampai 2024, peringkat kita berada di atas Uruguay, Argentina, dan Kanada. Namun masih di bawah India, Brasil, Turki, dan Denmark,” ucap Agus.

Ia menekankan pentingnya strategi pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan. Kesenjangan talenta digital bisa menjadi penghambat utama bagi industri berbasis teknologi. Menurut Agus, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan menjadi kunci agar Indonesia mampu menutup kekurangan tenaga ahli digital dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan baru AI di Asia dan dunia.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.