
Meningkatkan Impor Sapi Hidup dari Brasil
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengumumkan rencana untuk meningkatkan volume impor sapi hidup dari Brasil pada tahun depan. Rencana ini tercantum dalam nota kesepahaman antara Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Peternakan Brasil yang ditandatangani hari ini, Kamis (23/10). Nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam tindakan sanitari dan fitosanitari.
Amran menyampaikan bahwa nota kesepahaman ini ditandatangani setelah Menteri Pertanian dan Peternakan Brasil melakukan tiga kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya mengundang pemerintah Brasil untuk berinvestasi dalam peternakan sapi di dalam negeri.
"Siapapun negara sahabat yang mau berinvestasi dalam peternakan sapi, kami akan berikan kemudahan agar populasi sapi di dalam negeri meningkat," ujar Amran.
Meskipun demikian, Amran mengaku belum mengetahui secara pasti kebutuhan sapi hidup yang dibutuhkan di dalam negeri. Ia menilai jumlah kebutuhan tersebut sangat besar.
Proyeksi Kebutuhan Sapi Perah
Badan Gizi Nasional memproyeksikan total kebutuhan sapi perah pada tahun depan mencapai 1,55 juta ekor agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan penuh. Hal ini disebabkan oleh total kebutuhan susu segar untuk 82,9 juta penerima manfaat mencapai 450 liter susu per hari.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat ada 485.809 sapi perah di Indonesia per tahun lalu. Kementerian Pertanian melaporkan bahwa jumlah sapi perah dan pedaging yang masuk ke dalam negeri hingga Agustus mencapai 28.656 ekor.
Tantangan dalam Investasi Sapi Perah
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda menilai lambatnya realisasi investasi sapi perah berasal dari kurangnya ketersediaan tanah dengan biaya sewa yang rendah. Seluruh tanah pasif milik negara kini dikelola oleh perusahaan pelat merah maupun kementerian melalui sertifikat hak pengelolaan maupun hak guna usaha. Agung menilai pemanfaatan dokumen tanah tersebut oleh swasta akan memakan biaya tinggi.
Agung mengatakan saat ini ada aturan yang mewajibkan biaya sewa tinggi jika tanah milik negara digunakan oleh pihak swasta. Meski ia tidak menjelaskan lebih lanjut aturan apa yang dimaksud, kebijakan tersebut dinilai bisa menghambat realisasi impor sapi perah hidup sebanyak 100.000 ekor pada tahun ini.
Investasi Sapi Perah dan Pedaging
Saat ini, total perusahaan yang berkomitmen untuk mendatangkan 3 juta ekor sapi perah dan pedaging sampai 2029 mencapai 134 entitas. Hingga Juni 2025, sebanyak 110 entitas telah mendatangkan 350.000 ekor sapi pedaging dan 25.097 sapi perah.
Permasalahan lahan membuat investor sapi perah asal Vietnam, TH Group, belum merealisasikan rencana impornya. TH Group berencana mendatangkan sekitar 250.000 ekor sapi perah per tahun atau 1,5 juta sapi perah ke Indonesia hingga 2029.
"Kami masih negosiasi terkait lahan dengan TH Group karena rencana investasinya cukup besar. Masalah lahan ini yang masih menjadi tantangan terbesar kami," ujar Agung.



Posting Komentar