P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Freeport: Karyawan Tewas dalam Longsoran Tambang Bawah Tanah

Featured Image

Pencarian dan Evakuasi Pekerja yang Terjebak di Tambang Grasberg Block Cave

Pada hari ini, Ahad, 5 Oktober 2025, PT Freeport Indonesia (PTFI) mengumumkan bahwa satu dari lima pekerja yang terjebak dalam insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave telah ditemukan. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan informasi tersebut melalui keterangan tertulis. Ia menjelaskan bahwa jenazah tersebut ditemukan sekitar pukul 12.01 WIT.

Tony menegaskan bahwa jenazah tersebut merupakan salah satu dari lima rekan kerja yang terjebak dalam peristiwa longsor tersebut. Setelah proses evakuasi dilakukan, perusahaan akan melakukan identifikasi terhadap jenazah tersebut. Hal ini menjadi langkah penting untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban serta memastikan prosedur hukum dan administratif dapat dilanjutkan dengan baik.

Insiden longsor terjadi pada Senin malam, 8 September 2025, sekitar pukul 22.00 WIT. Saat itu, material dalam jumlah besar mengalir dari salah satu titik pengambilan produksi di salah satu dari lima blok tambang bawah tanah. Akibatnya, akses ke area tertentu ditutup dan jalur evakuasi bagi tujuh pekerja kontraktor menjadi terbatas.

Vice President Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, menjelaskan bahwa lokasi para pekerja yang terjebak sudah diketahui. Meskipun demikian, kondisi saat ini masih memerlukan upaya intensif untuk membuka akses agar proses evakuasi bisa dilakukan secara cepat dan aman. Tim penyelamat terus berupaya untuk memastikan keselamatan semua pekerja yang terjebak.

Selain fokus pada evakuasi, perusahaan juga memastikan kebutuhan dasar para pekerja tetap terpenuhi selama menunggu proses penyelamatan. Untuk sementara waktu, operasi tambang dihentikan guna memprioritaskan upaya penyelamatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan dan kesejahteraan karyawan.

Katri menambahkan bahwa aktivitas penambangan di Grasberg Block Cave biasanya dilakukan dengan menggunakan peralatan yang dikendalikan dari jarak jauh. Namun, aliran material akhir-akhir ini menghalangi jalur akses tempat para pekerja melaksanakan kegiatan pengembangan tambang. Saat ini, seluruh pekerja lain telah dipastikan dalam keadaan aman.

Sejarah Longsoran di Tambang Freeport

Insiden longsor di tambang Freeport bukanlah pertama kalinya terjadi. Dalam sejarah perusahaan, longsoran serupa pernah terjadi pada 14 Mei 2013. Peristiwa tersebut dilaporkan merenggut nyawa 28 pekerja dari total 34 orang yang terjebak. Dua minggu kemudian, pada 31 Mei 2013, seorang pekerja kembali mengalami kecelakaan setelah tertimpa material lumpur dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bahwa industri pertambangan bawah tanah memiliki risiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perusahaan dan pihak terkait harus terus meningkatkan standar keselamatan dan protokol darurat agar insiden serupa tidak terulang.

Upaya Penyelamatan dan Tindak Lanjut

Dalam upaya penyelamatan, tim khusus yang terdiri dari petugas keselamatan, ahli geologi, dan tenaga medis terus bekerja sama untuk memastikan semua pekerja yang terjebak dapat dievakuasi dengan aman. Selain itu, perusahaan juga berkoordinasi dengan lembaga pemerintah dan organisasi profesional terkait untuk mempercepat proses evakuasi dan memberikan bantuan medis jika diperlukan.

Para pekerja yang berhasil dievakuasi akan menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap. Sementara itu, keluarga pekerja yang terjebak diberikan informasi terkini tentang kondisi mereka melalui media resmi perusahaan atau melalui komunikasi langsung dengan pihak manajemen.

Proses investigasi internal juga sedang berlangsung untuk mengetahui penyebab pasti dari longsoran tersebut. Hasil investigasi ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan sistem keselamatan di tambang bawah tanah.

Kesimpulan

Insiden longsor di tambang Grasberg Block Cave menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam industri pertambangan bawah tanah. Meski perusahaan telah mengambil langkah-langkah pencegahan dan respons darurat, risiko tetap ada. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran akan keselamatan kerja, investasi dalam teknologi pendukung, dan koordinasi yang lebih baik antara perusahaan dan pihak terkait. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir dan keselamatan pekerja tetap menjadi prioritas utama.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.