
Inovasi Telkom dalam Memantau Kualitas Udara Ruangan
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bekerja sama dengan Telkom University untuk meluncurkan Indoor Air Quality Monitoring System (IAQMS) di Telkom Landmark Tower, Jakarta. Inisiatif ini merupakan bentuk implementasi nyata dari komitmen Telkom sebagai perusahaan digital yang menggunakan teknologi canggih untuk memantau kualitas udara di ruang kerja secara real-time.
Sistem ini mampu mengukur berbagai parameter seperti PM2.5, kadar CO2, suhu, dan kelembapan. Data yang dikumpulkan kemudian divisualisasikan dalam bentuk dashboard berbasis web. Dashboard ini tidak hanya menampilkan informasi terkini, tetapi juga memberikan rekomendasi otomatis mengenai sirkulasi udara, ventilasi, hingga pengelolaan energi.
Masalah Polusi Udara di Jakarta
Menurut laporan IQAir Juli 2025, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Polusi yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk emisi industri, kendaraan bermotor, serta aktivitas manusia seperti pembakaran sampah. Akibatnya, kualitas udara di Jakarta menjadi sangat buruk dan dapat membahayakan kesehatan, khususnya sistem pernapasan manusia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atau Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) pada Juni 2025 menyatakan bahwa kualitas udara di wilayah Jabodetabek telah memasuki kategori "Tidak Sehat" hingga "Sangat Tidak Sehat". Peningkatan signifikan pada konsentrasi PM2.5 sejak musim kemarau 2025 menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Isu polusi udara ini menjadi pengingat penting bahwa diperlukan aksi kolektif dari berbagai pihak. Senior General Manager Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menyampaikan bahwa Telkom sebagai perusahaan digital memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mendukung produktivitas karyawan.
Implementasi IAQMS menjadi langkah strategis dalam menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan di tengah tantangan kualitas udara perkotaan. "Inovasi tidak hanya hadir melalui layanan digital yang menjangkau seluruh pelosok negeri, tetapi juga lewat inisiatif keberlanjutan yang berdampak langsung terhadap kesehatan, kenyamanan, dan produktivitas sumber daya manusia," tambahnya.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Program ini tidak hanya berdampak positif pada kesehatan, tetapi juga memberikan efisiensi energi dan penghematan biaya kesehatan. Berdasarkan analisis, implementasi IAQMS menghasilkan Return on Investment (ROI) sebesar 235,8%. Setiap Rp1 investasi memberikan manfaat senilai Rp3,36.
Operasional program ini akan diuji selama tiga bulan dengan dukungan penuh garansi dan monitoring secara menyeluruh. Telkom berencana memperluas sistem ini ke berbagai lokasi strategis perusahaan, seperti Menara Multimedia dan Gedung Serbaguna Digital (GSD) di masa mendatang.
Dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Program IAQMS menjadi bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Telkom. Ini juga merupakan bukti nyata komitmen perusahaan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Dengan adanya IAQMS, Telkom tidak hanya memastikan kualitas udara dan kesehatan karyawan tetap terjaga, tetapi juga memperkuat transformasi menuju green workplace di Indonesia. Program ini menciptakan lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Posting Komentar