
Penguatan Kepemimpinan Ekonomi Indonesia di Tengah Persaingan Global
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah memberikan keputusan yang mendukung posisi Indonesia dalam sengketa terkait bea masuk imbalan yang diberlakukan oleh Uni Eropa terhadap impor biodiesel dari Indonesia. Sengketa ini berlangsung sejak 2023, setelah Uni Eropa mengenakan bea masuk atas biodiesel dari negara-negara yang tidak sejalan dengan aturan WTO.
Airlangga menyebut keputusan ini sebagai kabar baik bagi komoditas andalan ekspor Indonesia. “Ini adalah perkembangan positif dalam perjalanan komoditas ekspor kita,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Sabtu, 23 Agustus 2025. Panel WTO menilai bahwa tindakan Uni Eropa dalam menerapkan dumping duty terhadap biodiesel Indonesia tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dalam putusannya, Panel WTO merekomendasikan agar Uni Eropa menyesuaikan langkah-langkahnya dengan kewajiban yang ditetapkan dalam Agreement on Subsidies and Countervailing Measures (SCM Agreement). Uni Eropa merupakan pasar penting bagi produk minyak sawit dan biodiesel Indonesia. Keputusan ini diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih adil bagi produk-produk unggulan Indonesia.
Saat ini, pemerintah Indonesia masih menunggu respons dari Uni Eropa terhadap putusan tersebut. Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia hanya tinggal menunggu bagaimana Uni Eropa merespons keputusan Panel WTO tersebut.
Peluang Ekspor Melalui CPTPP
Di samping itu, Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan masuknya ke dalam Comprehensive and Progressive Agreement to Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Forum ini dinilai memiliki potensi besar untuk membuka akses ekspor RI ke Meksiko, khususnya untuk produk otomotif.
Menurut Airlangga, Meksiko memberikan kuota yang sangat terbatas, hanya sekitar 70 ribu unit. Padahal, ekspor otomotif Indonesia bisa mencapai lebih dari 400 ribu unit. Namun, beberapa negara membangun hambatan perdagangan yang harus diselesaikan.
Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil
Selain itu, Airlangga mengklaim bahwa Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil sebesar 5 persen. Pada kuartal II 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen secara tahunan. Angka ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Airlangga menegaskan bahwa tidak ada negara lain di kawasan ASEAN yang konsisten tumbuh sebesar 5 persen. Negara-negara seperti Malaysia dan Singapura tumbuh masing-masing sebesar 4,50 persen dan 4,30 persen. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat hanya sebesar 2,00 persen.
Menangkal Dugaan Data yang Tidak Akurat
Airlangga juga membantah dugaan adanya manipulasi data pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilakukan untuk merespons keraguan sejumlah pihak terhadap data yang dirilis BPS tentang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen.
Realisasi Investasi yang Positif
Selain itu, Airlangga menyebutkan bahwa realisasi investasi di Indonesia pada semester I 2025 mencapai Rp 942,9 triliun. Kondisi ini sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang diklaim rendah. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor lokal maupun asing.
Posting Komentar