P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Bisnis Jamur Beromset Rp90 Juta Per Bulan

Proses Budidaya Jamur Tiram di Medan

Di sebuah rumah sederhana yang berada di Jalan Melati, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, aroma fermentasi serbuk kayu tercium sejak pintu gudang dibuka. Ruangan ini penuh dengan tumpukan goni yang berisi bahan baku media tanam jamur. Tempat ini menjadi pusat dari usaha budidaya jamur tiram yang telah bertahan selama lebih dari 15 tahun dan kini menjadi salah satu pemasok baglog terbesar di Sumatra Utara.



Apa Itu Baglog?

Baglog adalah media tanam jamur tiram yang berbentuk silinder plastik. Di dalamnya terdapat campuran serbuk kayu, dedak padi, dan kapur. Media ini berperan sebagai “rumah” bagi jamur untuk berkembang. Dengan cara ini, bibit jamur ditanam dan akhirnya tumbuh menjadi jamur tiram siap panen.

Tahapan Pembuatan Baglog

Thomas Sembiring, salah seorang pekerja yang sudah lama terlibat dalam usaha tersebut, menjelaskan proses pembuatan baglog. Pertama, bahan-bahan seperti kapur, air, dedak padi, dan serbuk kayu dicampurkan. Serbuk kayu dimasukkan ke dalam goni, lalu ditambahkan kapur sekitar tiga ons, dicampur dengan dedak, dan disiram air. Setelah diaduk rata, campuran ini difermentasi selama delapan jam.

Setelah fermentasi, campuran kemudian dimasukkan ke dalam plastik silinder dan dipadatkan. Ujung plastik dilubangi, lalu dilakukan proses sterilisasi dengan cara dikukus selama beberapa jam agar media benar-benar bersih dari bakteri atau jamur liar. Sterilisasi ini penting agar bibit jamur yang nanti ditanam bisa tumbuh sempurna tanpa gangguan.

Pembuatan Bibit Jamur Tiram

Tahap berikutnya adalah pembuatan bibit jamur tiram. Proses ini dimulai dari kultur jaringan jamur induk yang sehat. Bagian jaringan kecil diambil, lalu ditumbuhkan di media khusus berbasis agar-agar (PDA) di laboratorium sederhana. Dari sini, bibit diperbanyak lagi ke media jagung atau beras steril yang nantinya menjadi bibit murni.

Bibit yang sudah jadi kemudian dimasukkan ke dalam lubang baglog. Setelah itu, baglog disimpan di ruang inkubasi dengan suhu sejuk dan kelembapan terjaga. Dalam beberapa minggu, miselium jamur akan menyebar memenuhi baglog hingga akhirnya siap menghasilkan jamur tiram segar.

Produksi dan Pemasaran

Dengan cara ini, Thomas dan pekerja lainnya mampu memproduksi sedikitnya 1.000 baglog per hari. Setiap baglog dijual dengan harga sekitar Rp 3.000 per buah. Jika seluruh produksi harian habis terjual, omzet usaha ini bisa mencapai Rp 3 juta per hari atau sekitar Rp 90 juta per bulan.

Menurut Thomas, tingginya permintaan terjadi karena semakin mudahnya pemasaran. Dulu penjualan hanya mengandalkan relasi atau pembeli yang datang langsung, tetapi kini sosial media menjadi jalur baru untuk memperluas jangkauan. Dengan adanya medsos, banyak orang dari luar daerah yang bisa memesan, sehingga pengiriman bisa diatur dengan mudah.

Bisnis Jamur Tiram yang Menjanjikan

Bisnis jamur tiram cocok dijadikan usaha rumahan karena prosesnya tidak terlalu rumit, biaya perawatan murah, dan pasarnya stabil. "Kalau telaten dan sabar, hasilnya bisa sangat menjanjikan," ujar Thomas.

Dari serbuk kayu, dedak, dan kapur, lahirlah ribuan baglog yang menjadi awal tumbuhnya jamur tiram. Dari baglog kecil itulah peluang besar terbuka, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga sebagai inspirasi usaha rumahan yang bertahan puluhan tahun.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.