
Proses Seleksi Level 2 Inkubasi Bisnis Kawula Muda DIY
Sebanyak 40 peserta dari program Inkubasi Bisnis Kawula Muda DIY telah memasuki tahap seleksi level 2. Tahapan ini dirancang untuk memperkuat capaian yang telah dicapai di level sebelumnya, yang berlangsung pada Senin (25/8/2025). Program yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY ini bertujuan untuk membantu para pelaku usaha muda dalam mengembangkan bisnis mereka secara lebih terstruktur.
Dalam proses seleksi level 2, peserta yang lolos merupakan hasil dari penilaian terhadap komitmen dan capaian tugas di tahap awal. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta memiliki kesiapan yang lebih baik untuk menjalani tantangan berikutnya. Mentor sekaligus narasumber dalam program tersebut, Bio Hedikusuma, menjelaskan bahwa beban materi yang harus dijalani di level 2 akan lebih berat. Peserta dituntut untuk menyelesaikan business plan lengkap dengan hitung-hitungan yang akurat.
"Tahapan ini diisi oleh pelaku usaha muda yang memiliki kesiapan lebih baik untuk berkembang. Setelah ini, di level 3 kami sudah berbicara tentang persiapan menuju investor," ujarnya.
Tahapan selanjutnya, yaitu level 3, akan melibatkan pertemuan langsung antara para pelaku usaha muda dengan investor. Menurut Bio, proses ini sangat menguji mental para peserta serta kesiapan bisnis yang telah mereka bangun selama mengikuti inkubasi bisnis. Ia juga menegaskan bahwa pembinaan dari pemerintah diberikan dengan istilah "investor" agar peserta belajar secara mental.
"Jadi, tidak hanya sekadar penjurian-penjurian. Ini masih kita seleksi lagi, dari 40 itu yang bertemu investor hanya 30. Masih ada pengurangan jumlah," tambahnya.
Salah satu peserta yang ikut dalam program ini adalah Ayu Saraswati, yang memiliki usaha Bakmi Maju Tak Gentar. Usaha ini menjadi andalan Ayu dalam mengikuti berbagai tahapan program. Ia mengaku sangat percaya diri bisa dilirik oleh investor karena lokasi usaha yang strategis di kawasan Wirobrajan, Kota Yogya, serta keunikan dan kekhasan yang dimiliki.
"Akhirnya, kami lebih ke (menjual) pengalaman. Jadi, menyaksikan event musik rutin sambil makan bakmi. Kemudian, kami juga mengangkat kopi artisan lokal," katanya.
Ayu menceritakan bahwa bisnis ini dirintis sejak sekitar tahun 2020 silam, berbekal resep bakmi Jawa dengan cita rasa unik yang dimiliki ibundanya. Sebagai alumni SMK Negeri 7 Yogyakarta, ia kemudian membuat sebuah tim untuk mengembangkan model warung makan yang dipadukan dengan suguhan live music.
"Ada tiga acara musik rutin. Pertama Sinau Ngejazz, setiap hari Kamis dari jam 20.00, kedua Sinau Ngepop, terus sebulan sekali juga ada Sinau Ngeroncong," jelasnya.
Program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga meningkatkan kapasitas mental dan kreativitas para peserta. Melalui berbagai tahapan, para pelaku usaha muda diajarkan untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif, sekaligus membangun jaringan yang kuat dengan calon investor.
Posting Komentar