P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Apa Kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok tentang Utang Kereta Cepat Whoosh

Featured Image

Komitmen Tiongkok Terhadap Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung

Pemerintah Tiongkok menunjukkan komitmennya terhadap kelancaran pengoperasian proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh. Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, dalam konteks isu restrukturisasi utang yang sedang dipertimbangkan oleh pihak terkait.

Guo Jiakun menyatakan bahwa Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk memastikan operasi kereta cepat tersebut berjalan lancar dan berkualitas tinggi. Ia menekankan bahwa proyek ini memiliki peran penting dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia serta memperkuat konektivitas wilayah.

Sejak dua tahun lalu, proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini telah menunjukkan hasil positif. Hingga saat ini, Whoosh telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang. Tingkat keselamatan dan ketepatan waktu kereta juga tercatat sangat baik.

Selain itu, Guo menyoroti bahwa proyek ini tidak hanya dinilai dari sisi keuangan atau indikator ekonomi, tetapi juga dari dampak sosial dan manfaat jangka panjangnya. Keberadaannya memberikan perubahan besar dalam mobilitas masyarakat dan memperkuat hubungan antara Jakarta dan Bandung.

Proses Restrukturisasi Utang

Sebelumnya, Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa restrukturisasi utang proyek kereta cepat ditargetkan selesai pada tahun ini. Negosiasi dengan pihak Tiongkok masih berlangsung, khususnya terkait jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan denominasi mata uang.

Dony menjelaskan bahwa beberapa poin penting sedang dibahas dalam pertemuan dengan pihak Tiongkok. Meskipun demikian, pemerintah masih mengevaluasi berbagai opsi terbaik untuk restrukturisasi.

Dari sisi operasional, kereta cepat sudah menunjukkan kinerja positif. Berdasarkan perhitungan EBITDA, proyek ini telah mencatatkan laba operasional. Oleh karena itu, yang tersisa hanyalah kewajiban membayar utang masa pembangunan.

Pendekatan Penyelesaian Pinjaman

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk merumuskan opsi penyelesaian pinjaman secara menyeluruh. Ia menegaskan bahwa sedang dilakukan evaluasi terhadap beberapa skema pembayaran yang memungkinkan, serta memastikan bahwa semua langkah tidak memberatkan APBN.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menyatakan bahwa pembayaran utang Whoosh tidak perlu menggunakan APBN. Ia menilai bahwa Danantara memiliki cukup dana dari dividen BUMN sekitar Rp 90 triliun. Sementara itu, utang kereta cepat mencapai Rp 2 triliun setiap tahun, jumlah yang dinilai cukup untuk membayar utang ke China Development Bank.

“Jumlah tersebut cukup untuk menutup pembayaran tahunan kereta cepat,” ujar Purbaya. Ia yakin bahwa dana tersebut tersedia setiap tahun.

Kesimpulan

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung terus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Tiongkok menunjukkan dukungan kuat, sementara pihak lokal berupaya menyelesaikan masalah utang melalui pendekatan yang realistis dan berkelanjutan. Dengan kinerja operasional yang positif, proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh keberhasilan kerja sama internasional.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.