
Kondisi Siswa Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Sejumlah siswa yang menjadi korban ledakan di SMAN 72 Jakarta masih menjalani perawatan medis. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan informasi terkini mengenai kondisi para korban, termasuk jumlah dan jenis luka yang dialami.
Menurut Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah, saat ini sebanyak 14 siswa masih dirawat inap di rumah sakit. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya memerlukan tindakan operasi. Beberapa korban awalnya dibawa ke puskesmas, tetapi akhirnya dirujuk ke rumah sakit karena kondisi luka yang cukup serius.
Margaret menjelaskan bahwa beberapa dari korban baru saja masuk ke rumah sakit setelah sebelumnya ditangani di puskesmas. Namun, karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan, mereka akhirnya harus dirujuk. “Ada yang harus dioperasi, dan data terakhir menyebutkan sekitar tujuh anak,” ujarnya.
Siswa yang kondisinya sudah stabil diperbolehkan untuk pulang. Mayoritas korban merupakan anak di bawah usia 18 tahun. Luka yang dialami beragam, mulai dari cedera pada kaki, kerusakan kuku jari, hingga keluhan pada telinga dan kepala. “Banyak yang mengeluh sakit pada telinga, ada juga jarinya yang harus diangkat kukunya,” tambah Margaret.
Jumlah korban masih dalam proses pendataan. Saat KPAI tiba di lokasi, tercatat 33 siswa masih ditangani di rumah sakit. Data awal dari kepolisian menyebutkan bahwa korban sempat mencapai 37 orang, meski belum final.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap motif pelaku ledakan di SMA Negeri 72, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat siang. Salah satu poin yang sedang didalami adalah apakah pelaku disebut sebagai korban perundungan oleh teman-temannya.
“Kami malam ini sengaja meluruskan informasi agar tidak simpang siur. Informasi ini juga disampaikan oleh Bapak Kapolda Metro Jaya. Masih dilakukan pendalaman terhadap motif, apakah yang bersangkutan korban bullying? Ini juga masih didalami,” kata Margaret saat dikonfirmasi.
Selain itu, Budi menambahkan bahwa pihak kepolisian belum dapat meminta keterangan dari para saksi karena mayoritas siswa di SMAN 72 masih dalam penanganan rumah sakit. “Karena saksi-saksi yang ada juga merupakan korban dan butuh pemulihan dalam penanganan medis. Jadi, kemungkinan besok Bapak Kapolda Metro Jaya akan menyampaikan informasi lebih lanjut,” katanya.



Posting Komentar