
IHSG Menguat di Akhir Pekan, Sentimen Positif Dari Dalam Negeri dan Data Ekonomi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis sore ditutup menguat, didorong oleh sentimen positif dari berbagai kebijakan dan data ekonomi dalam negeri. IHSG berhasil naik sebesar 121,80 poin atau 1,49 persen menjadi 8.274,35. Sementara itu, indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan sebesar 21,80 poin atau 2,70 persen menjadi 828,10.
Analis dari Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyampaikan bahwa IHSG memiliki potensi untuk melanjutkan kenaikan dan mencoba menembus level psikologis di angka 8.300. Namun, ia memperingatkan adanya risiko pullback jangka pendek akibat aksi ambil untung di akhir pekan.
Sentimen Positif Dari Kebijakan dan Aksi Korporasi
Dari dalam negeri, sentimen positif berasal dari rencana Danantara Indonesia yang akan membentuk perusahaan pengelola aset baru. Perusahaan ini akan terbentuk dari penggabungan entitas anak BBRI, BMRI, dan BBNI. Jika digabungkan, dana kelolaan perusahaan tersebut diperkirakan mencapai US$ 8 miliar. Proses aksi korporasi ini diperkirakan selesai pada kuartal pertama tahun 2026, namun hingga saat ini belum ada keputusan final terkait rencana tersebut.
Selain itu, data ekonomi yang dirilis Bank Indonesia (BI) juga memberikan kontribusi positif. Pada bulan September 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,70 persen secara year on year (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan 7,56 persen pada Agustus 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan kredit investasi sebesar 15,18 persen (yoy), serta kenaikan kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing sebesar 3,37 persen (yoy) dan 7,42 persen (yoy).
Sementara itu, uang beredar dalam arti luas (Money Supply M2) meningkat sebesar 8 persen (yoy) menjadi Rp9,771.3 triliun, lebih tinggi dari pertumbuhan 7,6 persen (yoy) pada Agustus 2025. Hal ini menunjukkan kondisi moneter yang stabil.
Kebijakan BI dan Rilisan Data Ekonomi Global
Di sisi lain, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate di level 4,75 persen. Tingkat suku bunga ini diharapkan dapat mendukung stabilitas ekonomi nasional.
Dari kawasan Eropa, data retail sales Inggris bulan September 2025 diperkirakan turun 0,2 persen month to month (mtm), sedangkan data HCOB Manufacturing PMI Flash Jerman bulan Oktober 2025 diperkirakan stabil di level 49,5. Di Amerika Serikat, rilisan data inflasi bulan September 2025, S&P Global Composite PMI Flash bulan Oktober 2025, serta indeks Michigan Consumer Sentimen Final bulan Oktober 2025 akan menjadi fokus pasar global.
Performa Pasar Saham Lokal dan Regional
Pada perdagangan saham, IHSG dibuka dengan kenaikan dan tetap berada di zona positif hingga penutupan sesi pertama. Pada sesi kedua, IHSG tetap bertahan di wilayah hijau hingga akhir perdagangan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua sebelas sektor mengalami kenaikan. Sektor properti menjadi yang teratas dengan kenaikan sebesar 3,70 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan barang konsumen primer masing-masing naik 2,13 persen dan 2,00 persen.
Beberapa saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain CITY, ZATA, CLAY, FAST, dan TEBE. Sebaliknya, saham-saham seperti DWGL, WAPO, SSTM, AKSI, dan STAA mengalami penurunan terbesar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.400.872 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebesar 31,26 miliar lembar senilai Rp21,02 triliun. Sebanyak 405 saham mengalami kenaikan, 254 saham mengalami penurunan, dan 152 saham tidak bergerak.
Pergerakan Bursa Asia
Di kawasan Asia, Indeks Nikkei melemah sebesar 640,79 poin atau 1,30 persen menjadi 48.667,00. Sementara itu, Indeks Shanghai menguat 8,65 poin atau 0,22 persen menjadi 3.922,41. Indeks Hang Seng menguat 186,21 poin atau 0,72 persen menjadi 25.967,98, dan Indeks Straits Times menguat 18,99 poin atau 0,43 persen menjadi 4.412,91.



Posting Komentar