P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

EXCL Teknologi Satelit untuk Ponsel, Tantangan dan Skema Investasi

Featured Image

Perkembangan Teknologi Komunikasi Satelit dan Tantangan yang Muncul

Penggunaan layanan internet langsung dari satelit ke perangkat seluler, atau yang dikenal sebagai non-terrestrial network device-to-device (NTN-D2D), mulai menjadi topik hangat dalam industri telekomunikasi. Teknologi ini menawarkan potensi besar dalam memperluas jangkauan layanan data tanpa harus mengandalkan infrastruktur darat. Namun, meski menjanjikan, banyak aspek teknis dan regulasi yang masih perlu dipertimbangkan sebelum proses komersialisasi bisa dilakukan.

Henry Wijayanto, Head External Communications PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) menyampaikan bahwa perusahaan melihat perkembangan teknologi komunikasi satelit sebagai peluang untuk meningkatkan akses layanan digital. Namun, hingga saat ini, XL belum mengambil sikap final terkait implementasi teknologi tersebut.

“Kami masih mempelajari dan mengkaji hal tersebut. Namun pada prinsipnya, kami senantiasa terbuka untuk menjajaki kemungkinan implementasi teknologi baru guna mendukung kemudahan akses layanan internet bagi masyarakat,” ujar Henry kepada media.

Integrasi antara jaringan seluler dan sistem komunikasi satelit bukan sekadar penambahan kanal teknologi. Diperlukan standardisasi perangkat, alokasi spektrum, serta penyesuaian arsitektur jaringan agar layanan dapat berjalan lancar dan sesuai standar kualitas operator. Hal ini menjadi tantangan utama dalam penerapan teknologi baru.

Di sisi regulasi, penggunaan orbit dan spektrum satelit untuk layanan langsung ke perangkat seluler juga akan melibatkan koordinasi lintas negara dan penyiapan kerangka aturan yang menyeimbangkan peran operator, penyedia teknologi satelit, dan pemerintah. Kesiapan regulasi menjadi faktor penting dalam memastikan keberlanjutan dan stabilitas ekosistem.

Henry menekankan perlunya kesiapan ekosistem agar implementasi teknologi baru tidak menimbulkan distorsi pasar. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan industri telekomunikasi dan menjaga persaingan usaha yang sehat antar pelaku industri. Tujuannya adalah memastikan ekosistem yang stabil dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Model pembiayaan dan skema kemitraan menjadi isu krusial dalam penerapan teknologi NTN-D2D. Operator dinilai tidak mungkin menanggung investasi secara tunggal mengingat kebutuhan integrasi satelit—baik dari sisi infrastruktur, perangkat pelanggan, hingga interoperabilitas jaringan—memerlukan pendanaan besar dan pembagian risiko yang jelas.

Meski begitu, XL Axiata memberikan sinyal terbuka jika terdapat model bisnis yang sehat dan berkelanjutan. “Pada prinsipnya, kami senantiasa terbuka untuk menjajaki kemungkinan implementasi teknologi baru,” tegas Henry.

Sampai saat ini, XL belum mengungkap potensi partisipasi dalam pilot project atau kerja sama satelit-ke-ponsel. Namun, perusahaan memastikan kajian internal terus berjalan seiring perkembangan industri. “Selebihnya, kami belum dapat menyampaikan,” pungkas Henry.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.