P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Indonesia Jajaki Energi Nuklir Bersama Brasil

Featured Image

Kerja Sama Indonesia dan Brasil di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

Pemerintah Indonesia dan Brasil telah menandatangani kesepakatan kerja sama dalam sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM). Kesepakatan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pengembangan nuklir. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan oleh Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Pertambangan dan Energi Brasil, Y.M. Alexandre Silveira, yang disaksikan langsung oleh kedua kepala negara.

Kesepakatan ini mencakup kerja sama yang luas, mulai dari kegiatan hulu dan hilir migas, energi baru dan terbarukan seperti bioenergi, surya, dan angin, efisiensi energi, modernisasi jaringan listrik, serta pengembangan sumber daya mineral dan kapasitas SDM.

Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa dalam MoU tersebut juga terdapat pembahasan mengenai potensi kerja sama di bidang nuklir. Ia menjelaskan bahwa rencana pemerintah Indonesia untuk membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Sumatra dan Kalimantan mulai tahun 2027. Potensi ini muncul karena Brasil memiliki cadangan uranium, bahan baku utama nuklir, dan beberapa pembangkit listrik mereka sudah menggunakan tenaga nuklir.

Selain itu, dalam pertemuan antara kedua negara yang berlangsung di Istana Negara, dibahas juga tentang kewajiban penerapan etanol dalam BBM. Brasil telah menetapkan kewajiban 27% etanol (E27) dalam BBM mereka, sedangkan Indonesia berencana menerapkan E10 pada tahun 2027. Artinya, BBM di Indonesia akan mengandung 90% bensin dan 10% etanol.

Bahlil menjelaskan bahwa Brasil dikenal sebagai salah satu negara yang melakukan transisi energi secara cepat, khususnya dalam penggunaan BBM. Di beberapa wilayah Brasil, mereka bahkan sudah menerapkan E85 hingga E100.

Untuk mendukung program E10, diperlukan total volume sebesar 1,4 juta kiloliter (kl) etanol. Pemerintah Indonesia berencana memenuhi kebutuhan ini sepenuhnya dari dalam negeri, sehingga memberi peluang bagi investasi lokal. Etanol yang akan diproduksi berasal dari tanaman seperti singkong, tebu, atau jagung. Pembangunan pabrik etanol di dalam negeri diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sektor pertanian.

Proses penanaman bahan baku etanol memakan waktu selama satu setengah hingga dua tahun. Investor yang ingin membangun pabrik etanol di Indonesia berpeluang mendapatkan insentif dari pemerintah, seperti tax holiday dan pasar yang terjamin. Bahlil menyebut bahwa saat ini sudah ada pihak yang tertarik membangun pabrik etanol di Indonesia, yaitu Brasil. Dalam penandatanganan MoU bersama Brasil, ia menyampaikan adanya kemungkinan besar bahwa Brasil akan membangun pabrik etanol di Indonesia.

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.