P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Bulukumba Jadi Daerah Udara Terbersih, ECOTON Temukan Jakarta Penuh Mikroplastik

Featured Image

Keberhasilan Bulukumba dalam Mengurangi Paparan Mikroplastik Udara

Di kota kecil seperti Bulukumba, suasana pagi terasa tenang dan alami. Kabut tipis yang menuruni bukit mengelilingi dedaunan kelapa, sementara anak-anak berjalan menuju sekolah tanpa menggunakan masker, mengayuh sepeda di jalan tanah yang masih basah oleh embun. Ini adalah salah satu contoh daerah di Indonesia yang masih bisa bernapas lega dari polusi udara.

Namun, ratusan kilometer dari tempat ini, di langit Jakarta, udara yang sama menyimpan partikel mikroplastik yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Sebuah riset terbaru oleh Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) bersama Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) menemukan bahwa Jakarta menjadi kota dengan paparan mikroplastik udara tertinggi di Indonesia. Sementara itu, Bulukumba dan Malang termasuk wilayah yang paling aman.

Menurut data penelitian tersebut, dari 18 kota yang diperiksa, rata-rata jumlah partikel mikroplastik di udara Jakarta mencapai 37 partikel per dua jam, sedangkan di Bulukumba dan Malang hanya di bawah empat partikel.

Peta Kontaminasi Mikroplastik di Berbagai Wilayah

Penelitian yang berlangsung pada Mei hingga Juli 2025 ini memetakan tingkat kontaminasi mikroplastik di udara dari Sabang hingga Kupang. Lima wilayah dengan paparan tertinggi adalah:

  • Jakarta Pusat: 37 partikel/2 jam/63 cm²
  • Jakarta Selatan: 30 partikel
  • Bandung: 16 partikel
  • Semarang: 13 partikel
  • Kupang: 13 partikel

Sedangkan Malang dan Bulukumba menempati posisi terendah dengan kadar di bawah 4 partikel. Tiga jenis partikel dominan yang teridentifikasi adalah fragmen (53,26%), serat/fiber (46,14%), dan film (0,6%), dengan polimer umum seperti poliester, nilon, polietilena, dan polipropilen.

Hujan Mikroplastik di Jakarta

Temuan ECOTON–SIEJ memperkuat hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sebelumnya menemukan mikroplastik dalam air hujan Jakarta. Menurut peneliti BRIN, M. Reza Cordova, partikel tersebut berasal dari serat pakaian sintetis, ban kendaraan, dan debu hasil pembakaran plastik.

“Tingginya mikroplastik di udara berdampak langsung pada air hujan, karena butiran hujan menyerap partikel dari atmosfer,” jelas Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium Mikroplastik ECOTON.

Lokasi pengambilan sampel udara Jakarta meliputi Pasar Tanah Abang, Jalan Sawah Besar, dan kawasan Ragunan. Tanah Abang menjadi hotspot mikroplastik karena aktivitas tekstil yang tinggi, bongkar muat, dan padatnya lalu lintas. Sebaliknya, Bulukumba dan Malang menunjukkan kadar rendah karena rendahnya aktivitas industri dan banyaknya vegetasi alami yang berfungsi sebagai penyaring udara.

Sumber Mikroplastik di Udara

Koordinator relawan riset mikroplastik, Sofi Azilan Aini, menyebut bahwa pembakaran terbuka sampah plastik masih menjadi sumber utama mikroplastik udara di Indonesia. Rinciannya:

  • Pembakaran terbuka sampah plastik dan rumah tangga: 57%
  • Degradasi tekstil sintetis dari pakaian dan karpet
  • Gesekan ban dan rem kendaraan bermotor

“Partikel dari pembakaran plastik bisa bertahan di udara berhari-hari dan terbawa angin hingga ratusan kilometer,” kata Sofi. Artinya, meskipun Bulukumba jauh dari industri besar, ancaman polusi mikroplastik tetap bisa datang dari wilayah lain melalui pergerakan atmosfer.

Metode Penelitian untuk Mengukur Partikel Mikroplastik

Untuk mengukur kadar mikroplastik udara, ECOTON menggunakan metode deposisi pasif dengan analisis mikroskopik dan FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy). Cawan petri kaca ditempatkan pada ketinggian 1–1,5 meter, zona yang mewakili area pernapasan manusia.

Setiap dua jam, partikel yang menempel pada kertas Whatman basah steril dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan warna, bentuk, ukuran, dan komposisi polimer. Metode ini mengacu pada penelitian internasional seperti Islam et al. (2024) dan Aini et al. (2024), disesuaikan dengan kondisi iklim dan urbanisasi Indonesia.

Rekomendasi ECOTON untuk Pemerintah

Sebagai hasil riset, ECOTON menyampaikan lima rekomendasi kebijakan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar Indonesia dapat menekan emisi mikroplastik udara:

  • Melarang pembakaran sampah terbuka di tingkat kelurahan dan memperkuat penegakan hukum lingkungan.
  • Memperluas fasilitas pemilahan sampah dari sumber dan mengembangkan program Zero Waste Cities.
  • Mengolah sampah organik secara mandiri melalui kompos dan biodigester.
  • Melakukan pemantauan berkala terhadap mikroplastik di udara dan air hujan.
  • Mendorong kampanye publik untuk mengurangi plastik sekali pakai dan mengubah kebiasaan membakar sampah.

“Dengan langkah ini, Jakarta bisa menurunkan emisi mikroplastik, melindungi kesehatan publik, dan mendorong pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan,” tutup Rafika.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.