P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Mengenal Jenis dan Tujuan Tes DNA

Featured Image

Jenis-Jenis Tes DNA dan Fungsinya

Tes DNA atau deoxyribounucleic acid adalah metode pengujian genetik yang mampu mengungkap identitas seseorang hingga garis keturunannya. Meskipun sering dikaitkan dengan pencarian orang tua atau saudara, fungsi tes DNA lebih luas lagi, termasuk dalam kepentingan forensik. Dengan analisis genetik yang mendalam, tes ini dapat memberikan informasi penting tentang risiko penyakit, kecenderungan genetik, serta hubungan keluarga.

Berikut adalah beberapa jenis tes DNA yang umum digunakan:

1. Uji Tes DNA Autosomal

Uji ini menganalisis kromosom yang diturunkan dari kedua orang tua, yaitu sekitar 22 kromosom autosom. Tes ini cukup kompleks karena tidak hanya bisa menunjukkan hubungan darah, tetapi juga membantu menemukan leluhur berdasarkan etnis atau nenek moyang di masa lalu. Tes autosomal mampu mengevaluasi genetik di sekitar 700.000 lokasi atau penanda yang berbeda di seluruh kromosom autosomal. Tingkat akurasinya mencapai hingga 99 persen, sehingga informasi yang diberikan dapat membantu mengidentifikasi wilayah tempat nenek moyang kita tinggal.

2. Tes DNA Mitokondria

Tes ini fokus pada mitokondria dalam sel, yang biasanya diwariskan dari ibu kepada anak. Karena hanya perempuan yang mewariskan mitokondria, tes ini sangat berguna untuk melacak garis keturunan ibu hingga ribuan tahun lalu. Informasi ini bisa membantu mengidentifikasi hubungan biologis antara individu dalam garis maternal.

3. Genotyping

Genotyping adalah metode pengujian yang menggunakan perhitungan genotipe untuk mengetahui variasi genetik antar individu. Setiap manusia memiliki sejumlah genotipe yang mencakup 500.000 hingga 1.000.000 posisi dalam DNA. Metode ini digunakan untuk memahami perbedaan genetik antar individu, dan kemudian DNA diurutkan untuk menghasilkan informasi yang lebih lengkap.

4. Pengurutan Eksom

Pengurutan eksom merupakan proses dua tahap, yaitu menyaring DNA agar dapat dipetakan ke gen penyandi protein dalam genom, kemudian mengurutkan DNA tersebut. Tujuan utama dari pengurutan eksom adalah untuk melacak masalah penyakit keturunan. Namun, kelemahan dari metode ini adalah bahwa sekitar 98 persen DNA tidak terdeteksi, sehingga bisa menyebabkan diagnosis yang tidak lengkap jika mutasi terjadi di bagian yang tidak dianalisis.

5. Tes Y-DNA

Tes ini digunakan untuk melacak garis keturunan ayah dengan membandingkan kromosom Y. Hanya laki-laki yang memiliki kromosom Y, sehingga tes ini hanya tersedia untuk sekitar setengah populasi. Tes Y-DNA bisa membantu menentukan apakah seorang laki-laki merupakan keturunan dari laki-laki lain yang telah dites.

Tujuan Tes DNA

Tes DNA dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti:

  • Tes prenatal: Mendeteksi perubahan gen atau kromosom janin selama kehamilan.
  • Tes diagnostik: Memastikan atau menyingkirkan gangguan genetik.
  • Carrier screening: Mengetahui apakah seseorang membawa gen penyakit yang diwariskan secara resesif.
  • Tes pra-implantasi: Dilakukan pada embrio hasil teknologi reproduksi berbantu (ART) sebelum dipilih untuk ditanamkan.
  • Skrining bayi baru lahir: Dilakukan segera setelah lahir untuk mendeteksi kondisi genetik, metabolik, atau hormon.
  • Tes prediktif & pra-gejala: Mencari perubahan gen yang meningkatkan risiko penyakit di masa depan.
  • Tes farmakogenomik: Melihat perubahan genetik yang memengaruhi cara tubuh memproses obat.
  • Tes forensik: Digunakan untuk mengidentifikasi korban kejahatan atau bencana, serta menetapkan hubungan biologis antara orang.
0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.