P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Teknologi Jadi Prioritas China Jelang Perundingan Dagang dengan AS

Featured Image

Kebijakan Teknologi dan Ekonomi China yang Berubah

China menunjukkan komitmen kuat untuk memperkuat kemandirian teknologi dan memperluas pasar domestik dalam lima tahun ke depan. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya tekanan eksternal dan ketegangan dagang dengan Amerika Serikat (AS). Dalam pernyataan resmi yang dirilis setelah empat hari sidang Komite Sentral Partai Komunis China, Beijing menyatakan tekadnya untuk memperkuat sektor manufaktur sebagai tulang punggung pembangunan industri modern.

Rencana tersebut muncul menjelang putaran baru perundingan dagang dengan AS. Pihak AS sering mengkritik China atas praktik tidak adil yang digunakan untuk mendominasi industri manufaktur berteknologi tinggi, termasuk kendaraan listrik. Selain itu, AS juga menuduh China mengekspor produk secara berlebihan. Menurut Duncan Wrigley, Kepala Ekonom China di Pantheon Macroeconomics, strategi China tetap mengandalkan ekspor sebagai penopang utama ekonomi.

“Pernyataan tersebut menegaskan penggandaan model pertumbuhan dengan manufaktur canggih sebagai tulang punggungnya. China akan terus bergantung pada permintaan eksternal untuk menjaga laju pertumbuhan, sementara permintaan domestik kemungkinan tetap lemah,” ujarnya.

Meski rincian rencana 5 tahun baru akan diumumkan pada Maret 2026, dokumen tersebut menyoroti pentingnya beberapa sektor seperti semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi transportasi canggih. Pemerintah juga berambisi menjadikan China sebagai kekuatan besar di bidang penerbangan, internet, dan infrastruktur digital.

Selain fokus pada teknologi, pemerintah China juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan konsumsi domestik dan memperluas investasi. Langkah ini mencakup upaya menghilangkan hambatan yang menghambat terbentuknya pasar nasional yang terpadu. Para ekonom menilai peningkatan konsumsi rumah tangga menjadi kunci untuk menyeimbangkan kembali struktur ekonomi China, yang dalam beberapa tahun terakhir makin bergantung pada ekspor.

Data menunjukkan bahwa kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan PDB China pada 2024 mencapai level tertinggi dalam 27 tahun terakhir, sementara kontribusi konsumsi justru menyusut. Tekanan dari AS dan sekutu-sekutunya semakin mendorong Beijing mempercepat agenda kemandirian teknologi. Sejak pemerintahan Donald Trump meluncurkan gelombang tarif dan pembatasan teknologi pada 2020, upaya Washington untuk melakukan "strategic decoupling" atau pemisahan strategis dari China makin meluas ke sektor semikonduktor, farmasi, hingga energi bersih.

Meski demikian, Beijing tampak berusaha menyeimbangkan antara keamanan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Dalam dokumen terbaru ini, istilah “keamanan” disebut sebanyak 15 kali — turun dibandingkan 22 kali dalam rencana lima tahun sebelumnya. Menariknya, frase “menjadikan pembangunan ekonomi sebagai pusat” kembali dimasukkan setelah sempat dihapus dalam dokumen 2020.

Wakil Direktur Riset China di Gavekal Dragonomics Christopher Beddor mengatakan pergeseran tersebut menunjukkan sinyal bahwa pemerintah mulai memberi bobot lebih besar pada pertumbuhan ekonomi dibandingkan keamanan. “Pembuat kebijakan masih berusaha mencari keseimbangan antara pembangunan dan keamanan. Namun beberapa bahasa dalam dokumen ini mengindikasikan jarum kebijakan mulai sedikit bergerak ke arah pembangunan.”

0

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.