
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bergerak Naik di Awal Perdagangan
Pada awal perdagangan hari ini, Senin (3/11/2025), indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan. Pukul 09.00 WIB, IHSG naik sebesar 68,38 poin atau 0,84% menjadi 8.232,25. Kondisi ini menunjukkan sentimen positif di pasar modal.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar, menjelaskan bahwa IHSG saat ini berada dalam fase konsolidasi. Ia memperkirakan pergerakannya akan berada dalam rentang antara 8.059 hingga 8.269. Meskipun situasi pasar netral dengan bias positif, IHSG masih menunggu konfirmasi tren yang lebih jelas.
Dalam penutupan sebelumnya, IHSG ditutup pada posisi 8.163,88, sedikit melemah dalam rentang 8.144,08–8.215,55. Tren jangka pendek masih positif dengan periode 97 hari, r-squared 0,869, dan slope 15,04. Hal ini menunjukkan kecenderungan naik yang masih terjaga. Namun, volume perdagangan sebesar 266.383.993 berada di bawah rata-rata 305.020.966, menandakan aktivitas pasar mulai menurun.
Level 8.070 menjadi titik kritis sebagai support. Jika harga berhasil menembus level tersebut, potensi koreksi menuju 8.000–7.950 mungkin terjadi. Indikator momentum seperti MACD 0,26 vs Signal 0,58 (netral), MFI 63,13 (arus dana stabil), dan RSI 59,64 (netral dengan bias positif) menunjukkan bahwa momentum mulai pulih setelah tekanan jual.
Sinyal teknikal juga menunjukkan adanya peluang konsolidasi sehat sebelum rebound jangka pendek. Secara teknikal, Resistance 1 berada di 8.222 (+0,71%) dan Resistance 2 di 8.269 (+1,29%). Sementara itu, Support 1 di 8.117 (-0,58%) dan Support 2 di 8.059 (-1,28%).
Selama IHSG bertahan di atas 8.059, tren naik masih valid. Namun, disiplin cut loss di level tersebut tetap dianjurkan jika tekanan jual meningkat.
Rekomendasi Teknikal untuk Beberapa Saham
1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Saham TLKM ditutup di harga 3.210 pada 31 Oktober 2025, naik +0,23% dalam kisaran 3.150–3.250. Harga saham masih bertahan di atas support 3.120, yang menjadi batas cut loss. Berdasarkan tren menengah (period 161), pergerakan saham masih konsolidatif dengan peluang kenaikan menuju 3.240–3.280.
Nilai r-squared 0,805, correlation 0,953, dan slope 5,76 menunjukkan tren positif dengan momentum yang mulai stabil. Beta 0,766 menandakan volatilitas lebih rendah dari pasar, sementara Z-Score 1,29 menunjukkan harga sedikit di atas rata-rata.
Aktivitas volume menguat dengan PVR 1,73, VVR 2,67, dan volume 126.790.400 di atas rata-rata 109.468.509, menunjukkan minat beli mulai pulih. Indikator MACD 4,86 masih di bawah Signal 8,53, menunjukkan tekanan jangka pendek yang mulai mereda.
Indikator MFI 6,75, RSI 5,95, W%R -66,43, dan CMO -88,11 mengindikasikan kondisi oversold ekstrem, sehingga potensi technical rebound muncul. Selama harga bertahan di atas 3.120, peluang pemulihan menuju 3.240–3.280 tetap terbuka.
Rekomendasi: Buy on weakness
Support: Rp 3.120
Resistance: Rp 3.280
2. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Harga BREN.JK ditutup di 8.675, bergerak antara 8.650–8.850, menunjukkan tekanan jual setelah gagal menembus resistance 8.875–9.025. Posisi harga di bawah tren jangka pendek membuka potensi uji support 8.550 dan 8.375 (cut loss level).
Parameter menunjukkan periode 100, r-squared 0,758, correlation 0,951, dan beta 1,783, menandakan tren kuat namun volatil. Z-score 1,16 dan slope 38,79 mencerminkan momentum kenaikan yang melemah.
PVR 3,75, VVR 7,71, serta volume 11.425.900 di bawah rata-rata 34.551.626 menunjukkan fluktuasi tinggi namun minat beli terbatas. Indikator MACD -39,00 dan Signal -38,97 menandakan momentum negatif yang mendatar.
Rekomendasi: Trading buy
Support: Rp 8.375 - Rp 8.550
Resistance: Rp 8.875 - Rp 9.025
3. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Saham ASRI ditutup di 162 (-1,22%) dengan range 161–166, mendekati support 160–157. Tren jangka menengah masih konsolidatif dengan periode 158, r-squared 0,768 dan correlation 0,956, menandakan arah harga masih terjaga dalam kanal teknikal.
Beta 1,184 menunjukkan volatilitas di atas IHSG, sementara Z-score 1,19 dan slope 0,46 menandakan kenaikan terbatas. PVR 2,50 dan VVR 8,29 memperlihatkan fluktuasi aktif, namun volume 24.079.500 masih di bawah rata-rata 55.632.270, menandakan minat beli terbatas.
Secara teknikal, MACD -0,26 vs Signal -0,23 mulai mendekat, menandakan momentum negatif melemah. Indikator MFI 21,72 dan RSI 21,22 menegaskan oversold ekstrem, sedangkan W%R -78,14 dan CMO -57,56 menunjukkan tekanan jual mereda.
Rekomendasi: Trading buy
Support: Rp 145 - Rp 150
Resistance: Rp 166 – Rp 168



Posting Komentar