Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Buatan di Dunia Kesehatan Indonesia
Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia kesehatan di Indonesia semakin berkembang pesat. Teknologi ini tidak hanya membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit, tetapi juga meningkatkan akurasi dan efisiensi proses diagnosis. Salah satu bidang yang mengalami transformasi adalah penggunaan AI dalam diagnosis kanker payudara.
Inovasi dalam Diagnosis Kanker Payudara
Kerjasama antara AstraZeneca dan Siloam International Hospitals menjadi salah satu inisiatif terbaru dalam pemanfaatan AI untuk diagnosis kanker. Teknologi ini diterapkan dalam bidang komputasional patologi anatomi, yang memungkinkan analisis citra jaringan secara digital. Dengan bantuan AI, proses diagnosis bisa dilakukan lebih cepat, akurat, dan konsisten.
Dalam kerjasama ini, AstraZeneca dan Siloam International Hospitals telah melakukan penandatanganan kesepakatan yang diwakili oleh Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, serta Chief Medical Officer Siloam Hospitals Group, dr. Grace Frelita Indradjaja, di Tangerang pada 28 Oktober 2025.
Layanan Berbasis AI yang Dapat Diakses
Pada tahap awal, layanan laboratorium berbasis AI ini dapat diakses di Siloam International Hospitals Lippo Village dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Kerjasama ini merupakan yang pertama di Indonesia dalam pemanfaatan AI untuk mendeteksi tipe kanker payudara dengan tingkat kecepatan dan akurasi tinggi, terutama dalam mendeteksi sub-kategori baru yaitu HER2-Low dan HER2-Ultralow.
HER2-Ultralow adalah sub-kategori kanker payudara baru dengan ekspresi HER2 yang sangat rendah. Sebelumnya, kondisi ini sering kali sulit teridentifikasi secara manual dan sering dikategorikan sebagai HER2-negatif. Namun, dengan teknologi computational pathology berbasis AI, proses analisis jaringan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.
Manfaat dari Penggunaan AI dalam Diagnosis
Teknologi ini memberikan banyak manfaat bagi tenaga medis dan pasien. Dengan adanya AI, tenaga medis dapat menganalisis citra jaringan dengan presisi tinggi, mengurangi variasi interpretasi antarpengamat, serta mempercepat proses diagnostik. Hal ini juga membuka babak baru dalam precision medicine atau pengobatan presisi, di mana dokter dapat menentukan terapi yang lebih tepat sesuai dengan profil biologis pasien.
Selain itu, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi digital tenaga medis dalam memanfaatkan teknologi secara optimal. Dengan dukungan teknologi terbaru, hasil Patologi Anatomi dapat terintegrasi dan diakses secara real-time di seluruh jaringan rumah sakit Siloam di Indonesia.
Percepatan Proses Diagnostik dan Keputusan Klinis
Hasil dari penggunaan teknologi ini dapat memangkas waktu interpretasi Patologi Anatomi, pengiriman hasil, dan mempercepat pengambilan keputusan klinis. Hal ini sangat penting dalam menentukan pengobatan yang paling tepat bagi pasien.
Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, menyatakan bahwa kehadiran teknologi computational pathology berbasis AI akan mempercepat adopsi inovasi yang mampu mengubah cara diagnosis dan pengobatan dilakukan. Tujuannya adalah untuk menciptakan layanan kesehatan yang lebih cerdas dan inklusif.
Komitmen untuk Kualitas Layanan yang Lebih Baik
Dr. Grace Frelita, Chief Medical Officer Siloam Hospitals Group, menambahkan bahwa melalui penerapan teknologi seperti computational pathology, pihaknya berkomitmen memastikan setiap keputusan klinis didukung oleh data yang akurat dan analisis yang komprehensif. Kerjasama ini juga akan memperkuat kemampuan tenaga medis dalam memanfaatkan teknologi secara optimal, sehingga menghadirkan diagnosis yang lebih cepat dan tepat.
Selain itu, kerjasama ini sejalan dengan agenda transformasi kesehatan nasional yang digagas Kementerian Kesehatan RI. Dengan adanya inovasi ini, layanan kesehatan di Indonesia diharapkan semakin berkualitas dan mampu memberikan perawatan yang lebih baik kepada masyarakat.
Posting Komentar