
Keberadaan Beruang Madu yang Menimbulkan Kekhawatiran di Bengkulu
Warga di berbagai wilayah Bengkulu kini mulai merasa khawatir akibat kehadiran beruang madu yang sering kali muncul di area permukiman dan perkebunan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu mencatat bahwa dalam seminggu terakhir, terdapat beberapa laporan dari masyarakat mengenai kemunculan hewan buas tersebut.
Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, pihaknya telah menerima banyak laporan dari warga yang merasa resah karena beruang madu masuk ke wilayah perkebunan dan permukiman mereka. "Benar, sepekan terakhir kami menerima laporan dari warga. Mereka merasa tidak aman karena beruang madu sering kali muncul di sekitar rumah mereka," ujarnya saat dihubungi pada Kamis 23 Oktober 2025.
Salah satu laporan yang menonjol adalah adanya beruang besar yang masuk ke wilayah permukiman di Desa Babakan Baru, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong. Lokasi ini berdekatan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Dalam laporan tersebut, beruang tersebut terlihat sedang memakan buah nangka dan bahkan membangun sarang di pohon nangka milik warga setempat.
Untuk menangani situasi ini, petugas BKSDA Bengkulu telah memasang perangkap dengan umpan buah nangka yang diolesi madu di sekitar pohon yang dimaksud. Namun, menurut Said, tampaknya beruang tersebut sudah beralih ke lokasi lain. "Perangkap sudah kami pasang, tetapi sepertinya beruang telah beralih ke tempat lain," tambahnya.
Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu, laporan juga datang dari Desa Napal Jungur, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma, tentang dua ekor kambing yang dimakan oleh beruang madu. Lalu, pada Selasa lalu, beruang juga dilaporkan terlihat di wilayah Kelurahan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah.
Kepala Unit Polisi Hutan Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II, BKSDA Bengkulu, Mardiansyah, menjelaskan bahwa tim penanganan konflik satwa liar telah berkoordinasi dengan petugas di tiap-tiap wilayah. "Tim penanganan konflik satwa liar BKSDA telah melakukan observasi dan mengumpulkan informasi terkait keberadaan beruang di lokasi-lokasi tersebut," katanya.
Mardiansyah menambahkan, warga melihat induk dan anak beruang membuat sarang di pohon jengkol dan duku di kebunnya di Taba Penanjung. Untuk mengantisipasi kembalinya keluarga beruang tersebut, tim memasang kandang jebak sekitar 200 meter dari permukiman warga.
Sementara itu, BKSDA terus melakukan sosialisasi bahwa beruang madu termasuk satwa liar yang dilindungi Undang-undang No 32 Tahun 2024 tentang perubahan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE). Salah satu faktor penyebab masuknya beruang ke permukiman adalah penurunan kualitas dan kuantitas habitat alami satwa liar tersebut.
"Satwa mencari makanan di luar habitat dan masuk permukiman yang berdekatan dengan hutan sebagai habitat alaminya sehingga menjadi lokasi rawan konflik dan interaksi negatif satwa liar tersebut," kata Mardiansyah.



Posting Komentar