P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Terobosan Komdigi Bawa Internet Cepat dan Murah

Featured Image

Pemerintah Kembangkan Teknologi Baru untuk Konektivitas Internet yang Lebih Terjangkau

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyiapkan teknologi baru untuk mendorong penyediaan konektivitas internet yang lebih murah dan terjangkau. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap instruksi dari Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah mencari alternatif konektivitas yang lebih ekonomis.

“Presiden menyampaikan bahwa kita akan mencari cara untuk adanya konektivitas yang lebih murah daripada Low Earth Orbit seperti Starlink,” ujar Meutya dalam acara temu media di Jakarta Selatan, Rabu (22/10).

Low Earth Orbit atau LEO adalah jenis orbit satelit yang berada pada ketinggian antara 160 kilometer hingga 2.000 kilometer di atas permukaan Bumi. Satelit di orbit ini bergerak sangat cepat, dengan waktu orbit sekitar 90 menit untuk satu kali mengelilingi Bumi. Dengan jarak yang dekat dengan Bumi, satelit LEO cocok digunakan untuk pengamatan Bumi, penginderaan jauh, pemantauan cuaca, komunikasi, serta sebagai lokasi stasiun luar angkasa seperti ISS atau International Space Station.

Inovasi Teknologi Fixed Wireless Access

Meutya mengungkapkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Digital baru-baru ini menyelesaikan pengembangan salah satu inovasi teknologi bernama Fixed Wireless Access (FWA). Teknologi ini menjadi salah satu terobosan yang menyediakan akses internet dengan biaya yang lebih terjangkau, sekaligus memperluas jangkauan konektivitas hingga ke wilayah permukiman.

“Di antaranya kemarin kami baru menyelesaikan salah satu terobosan teknologi Fixed Wireless Access yang memungkinkan koneksi untuk bisa lebih murah dan juga koneksi yang lebih menjangkau sampai ke perumahan,” ujar Meutya.

FWA koneksi nirkabel menyediakan akses pita lebar ke lokasi tertentu seperti rumah atau gedung perusahaan. FWA memungkinkan konsumen terhubung ke jaringan dan mengakses internet berkecepatan tinggi melalui sinyal radio, tanpa memerlukan kabel fisik. Teknologi ini menawarkan alternatif yang kompetitif dan hemat biaya bagi konsumen di lingkungan perkotaan. Ketiadaan kabel juga menjadikan FWA ideal untuk menghubungkan lokasi-lokasi terpencil atau kurang terlayani.

Kajian Teknologi NTN-D2D dan A2G

Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Digital juga membuka konsultasi publik terkait potensi pemanfaatan teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) dan Air-to-Ground (A2G) di pita frekuensi 2 GHz sebagai solusi untuk pemerataan konektivitas digital nasional.

Teknologi NTN-D2D memungkinkan ponsel hingga laptop terhubung langsung ke satelit tanpa menara Base Transceiver Station (BTS). BTS adalah stasiun pemancar dan penerima sinyal dalam jaringan seluler yang memungkinkan komunikasi nirkabel antara perangkat seperti HP dan jaringan operator.

Starlink juga memiliki layanan yang menghubungkan langsung perangkat dengan satelit, yang diberi nama Direct to Cell. Tahapan peluncuran fitur pada solusi satelit Starlink terhubung ke HP yakni:

  • Kirim SMS pada 2024
  • Panggilan dan bisa berselancar di dunia maya atau dikenal dengan istilah internetan pada 2025
  • Menghubungkan Internet of Things (IoT) pada 2026

Sementara teknologi A2G memungkinkan komunikasi langsung antara pesawat dengan jaringan darat. Kedua teknologi ini dipandang sebagai solusi strategis untuk memperluas jangkauan layanan digital di wilayah terpencil, perbatasan, perairan, dan jalur udara Indonesia.

Langkah Strategis untuk Digitalisasi Pendidikan

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan teknologi konektivitas berbiaya rendah agar sekolah di daerah dengan keterbatasan internet dapat tetap terhubung dengan sistem pembelajaran digital.

Prabowo menyampaikan program penyediaan perangkat pembelajaran interaktif sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk memperkuat digitalisasi pendidikan di seluruh wilayah tanah air, termasuk daerah terluar dan terpencil yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap guru dan sarana belajar.

“Kami tahun ini akan memberi satu interactive panel, interactive flat panel seperti layar, interaktif digital, 75 inci, di tiap sekolah SD, SMP, SMA. Yang kami sudah adakan sekarang yakni kalau tidak salah sudah dibagi ke mendekati 50 ribu sekolah,” kata Prabowo dalam pidato pengantar Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.