P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Pemerintah Perbarui 248.500 Hektare Perkebunan Kakao, Selesaikan 2027

Featured Image

Program Peremajaan Kakao untuk Meningkatkan Produksi Nasional

Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini sedang menjalankan program peremajaan tanaman kakao. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional yang dinilai mengalami penurunan. Luas lahan yang ditargetkan untuk diremajakan mencapai 248.500 hektare (ha) hingga tahun 2027.

Ketua Tim Kerja Perkebunan dan Tanaman Semusim Lainnya Kementan, Yakub Ginting, menjelaskan bahwa peremajaan ini dilakukan sebagai respons terhadap kondisi produksi yang menurun. Menurutnya, saat ini ada dua bagian kegiatan pengembangan peremajaan maupun perluasan yang sedang berjalan.

Target Peremajaan Tanaman Kakao Tahun 2025-2027

Dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Kakao Indonesia 2025 di Jakarta, Yakub menyampaikan detail target peremajaan tanaman kakao. Berikut rinciannya:

  • Tahun 2025: 4.266 ha
  • Tahun 2026: 175.500 ha
  • Tahun 2027: 68.734 ha

Dia juga menyebutkan bahwa luas lahan tanaman kakao yang rusak diperkirakan mencapai 290.000 ha. Dari jumlah tersebut, sekitar 248.500 ha akan selesai diremajakan pada tahun 2027.

Pendanaan dan Rencana Pengembangan

Untuk mendukung program peremajaan, pihak Kementan telah merancang pendanaan melalui APBN dan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Yakub menyatakan bahwa dana BPDP akan digunakan untuk mengejar target peremajaan hingga 290.000 ha. Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang diharapkan segera terbit.

Kondisi Saat Ini dan Potensi Produksi

Saat ini, total areal tanaman kakao di Indonesia mencapai 1,3 juta ha. Dari jumlah tersebut, 890.000 ha menghasilkan kakao berkualitas baik, sementara 290.000 ha tidak menghasilkan atau rusak, dan 212.000 ha belum menghasilkan. Total produksi kakao Indonesia hanya mencapai 600.000 ton.

Yakub menjelaskan bahwa 60% dari tanaman kakao Indonesia terdapat di beberapa wilayah seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Selain itu, ada juga di Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Timur, serta Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT).

Fokus pada Peningkatan Produksi

Menurut data tahun 2023, impor kakao Indonesia lebih besar daripada ekspor. Hal ini menjadi fokus utama pihak Kementan untuk meningkatkan produksi dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor. Yakub menyatakan bahwa sekitar 340.000 ton kakao harus diimpor setiap tahunnya.

Program peremajaan ini diharapkan dapat membantu memperbaiki kondisi produksi dan membuat Indonesia lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan kakao nasional. Dengan peningkatan produksi, diharapkan bisa mengurangi impor dan meningkatkan kesejahteraan petani kakao di seluruh Indonesia.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.