P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Indonesia-Australia Luncurkan Proyek AI di Jogja, Bentuk Generasi Muda Jadi Kreator Teknologi

Indonesia-Australia Luncurkan Proyek AI di Jogja, Bentuk Generasi Muda Jadi Kreator Teknologi

Kerja Sama Indonesia-Australia di Bidang Kecerdasan Buatan Memasuki Tahap Baru

Kerja sama antara Indonesia dan Australia di bidang kecerdasan buatan (AI) memasuki babak baru yang menjanjikan. Acara penting yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta, Senin (25/8/2025), bertajuk “Creating Job Opportunities for Yogyakarta and Indonesian Youth in the AI Industry” menjadi momen strategis dalam memperkuat kolaborasi kedua negara.

Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh utama dari komunitas bisnis dan teknologi. Di antaranya adalah Mr. Eamonn Fitzpatrick, CEO Fitzpatrick Advisors & Co, serta Mr. Michael Gately, CEO Trellis Data Ltd, perusahaan AI kritis yang berbasis di Canberra, Australia. Hadir pula perwakilan dari Kedutaan Australia di Jakarta dan Konsulat RI di Australia. Mereka membahas bagaimana teknologi AI dapat menjadi industri yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda Indonesia.

Salah satu fokus utama dialog ini adalah menghadapi tantangan ekonomi nasional, yaitu memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak justru mengurangi kesempatan kerja, melainkan membuka ruang baru untuk kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan. Komitmen kerjasama sebelumnya telah ditegaskan dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Anthony Albanese di Jakarta pada Mei 2025, yang memperbaharui perjanjian Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Salah satu sektor strategis dalam kerjasama ke depan adalah investasi di bidang AI di Indonesia.

Melalui dialog ini, diharapkan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat mengisi dan memanfaatkan peluang yang akan tersusun dalam IA-CEPA versi 2.0, terutama sebagai pusat pengembangan SDM dan ekosistem AI nasional. Managing Director Fitzpatrick & Go Advisory, Eamonn Fitzpatrick, menekankan besarnya peluang membangun ekosistem AI lintas negara.

“Kami perusahaan Australia yang bekerja sangat dekat dengan banyak mitra di Indonesia—juga dekat dengan pemerintah di kedua negara. Misi kami sederhana yakni mendekatkan dunia usaha Australia–Indonesia. Saat ini ada peluang besar untuk menyatukan hal-hal baik yang bisa kita lakukan bersama,” ujarnya.

Fitzpatrick menyebut forum ini tak sekadar jejaring, tetapi menyiapkan proyek konkret melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan universitas dan lembaga di Yogyakarta. “Hari ini kami hadir bersama salah satu pemimpin dunia di bidang AI, Michael Gately. Ia berada di sini untuk menandatangani sejumlah MoU. Bersama-sama, kami melangkah ke tahap berikutnya: membangun sesuatu yang benar-benar menjadi yang pertama di dunia—kemampuan AI berbasis bahasa lisan berskala sangat besar yang tidak ada tandingannya di tempat lain,” kata Fitzpatrick.

Di sisi korporasi, perusahaan teknologi asal Australia Trellis Data Ltd menyatakan siap menggandeng kampus dan institusi di Yogyakarta. CEO Trellis Data, Michael Gately, mengatakan proyek yang dibawa fokus pada AI bahasa lisan. “Kesempatan yang kita miliki sekarang adalah membangun model ucapan (speech models) berskala besar. Kami ingin mengembangkan tenaga kerja lokal, membangun kapasitas intelektual, dan menghadirkan intellectual property di Indonesia untuk menciptakan teknologi AI berbasis bahasa lisan yang bisa mencakup ratusan bahasa,” tuturnya.

Menurut Gately, pendekatan itu memperluas akses AI bagi kelompok yang selama ini belum terlayani. “Ini pengalaman yang sangat signifikan, dan orang Indonesia sangat tepat untuk mengemban hal ini,” ujarnya. Ia menambahkan, Trellis Data beroperasi di Australia, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat, namun pengembangan akan difokuskan di Yogyakarta. “Setiap kali datang ke kota ini, saya melihat generasi muda yang cerdas, energik, dan siap bergabung dalam pengembangan AI,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, mengatakan posisi Jogja sebagai kota pendidikan strategis untuk menyiapkan kreator AI. “Program bersama AI dengan Australia ini penting bukan hanya agar kita menjadi pengguna, tetapi juga pembuat. Jogja perlu menyiapkan generasi muda, bahkan sejak SMA, untuk tidak hanya menggunakan, tetapi juga menciptakan program AI,” ujarnya.

Wawan menyebut kerja sama akan masuk ke berbagai bidang—industri kreatif, arsitektur, riset, hingga UMKM. “Semua pihak dilibatkan: sekolah, universitas, pelajar, mahasiswa, perangkat daerah, hingga pelaku UMKM. AI harus menjadi alat pemercepat; dalam desain atau arsitektur proses bisa lebih efisien. Bagi UMKM, AI kini keniscayaan agar mampu bersaing,” kata Wawan.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Investasi dan Hubungan Luar Negeri Kadin DIY, George Iwan Marantika, menekankan peran Yogyakarta dalam ekosistem teknologi nasional. “Jogja harus selalu terdepan dalam teknologi dan industri berbasis pengetahuan. Karena itu, kerja sama bilateral Indonesia–Australia di critical technology, termasuk AI, sangat penting. Jogja siap, Kadin DIY siap, pemerintah kota juga siap,” ujarnya.

George menilai keahlian Michael Gately di speech-to-text dan text-to-speech membuka ruang baru. “Ini kesempatan menyiapkan anak muda Jogja menjadi kreator, bukan sekadar pengguna—menciptakan industri inovatif, sebagaimana dulu Jogja pernah menjadi pionir di dunia cyber security,” katanya.

Dari unsur pendidikan, Sekretaris Dewan Pendidikan DIY, Timothy Apriyanto, menyoroti urgensi transformasi. “Kita berada di era digital dengan karakteristik disruptive economy. Tantangannya adalah jangan sampai terdisrupsi, tetapi menjadi pemenang melalui transformasi—dari sekadar konsumen menjadi produsen, dari pengguna menjadi kreator,” tandasnya.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.