
Pertamina Patra Niaga Siap Gunakan BBM Impor Jika SPBU Swasta Menolak
Pertamina Patra Niaga telah menyatakan bahwa perusahaan siap menggunakan total 100 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) impor jika badan usaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta menolak membelinya. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk memastikan pasokan energi tetap tersedia di berbagai wilayah, terutama yang termasuk dalam kategori tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Roberth MV Dumatubun, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, mengungkapkan melalui pesan teks bahwa kargo BBM yang diimpor merupakan kargo reguler yang telah direncanakan sebelumnya oleh Pertamina untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Ia menjelaskan bahwa karena adanya kekosongan pasokan di SPBU swasta, Pertamina akan menyalurkan BBM tersebut melalui skema business to business (B2B).
Jika SPBU swasta enggan membeli BBM tersebut, Roberth menegaskan bahwa Pertamina akan menggunakan ketersediaan BBM impor tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Perusahaan tidak hanya menjual BBM di Pulau Jawa atau kota-kota besar, tetapi juga sampai ke daerah-daerah yang jauh dan sulit dijangkau.
“Jika BU swasta tidak mau mengambil kargo yang disediakan Pertamina, maka tidak masalah karena akan digunakan Pertamina,” ujar Roberth.
Beberapa waktu terakhir, sejumlah badan usaha SPBU swasta menyatakan bahwa mereka batal menyerap BBM base fuel yang diimpor oleh Pertamina. Alasan utama dari pembatalan tersebut adalah temuan kandungan etanol sebesar 3,5 persen dalam base fuel yang diimpor.
Menanggapi alasan tersebut, Roberth menyatakan bahwa SPBU swasta enggan membeli karena masalah teknis. Ia menegaskan bahwa BBM yang diimpor oleh Pertamina sudah sesuai dengan standar dan mutu minyak dan gas. “Soal informasi yang beredar terkait etanol dan lainnya saya pikir terjadi disinformasi dan sudah diluruskan,” katanya.
Penjelasan Mengenai Kandungan Etanol dalam BBM
Etanol biasanya digunakan sebagai campuran dalam bahan bakar untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi emisi. Namun, penambahan etanol dalam jumlah yang tidak sesuai dapat berdampak pada performa mesin kendaraan, terutama pada kendaraan yang tidak dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan kadar etanol tinggi.
Meski begitu, Pertamina menegaskan bahwa BBM yang diimpor telah melewati proses pengujian dan memenuhi standar nasional. Roberth menilai bahwa isu tentang kandungan etanol dalam BBM impor adalah informasi yang tidak akurat dan telah diperbaiki melalui komunikasi langsung antara Pertamina dan pelaku usaha.
Langkah Strategis Pertamina dalam Pasokan BBM
Dalam rangka memastikan kelancaran pasokan BBM, Pertamina Patra Niaga melakukan beberapa langkah strategis. Salah satunya adalah memperluas jaringan distribusi hingga ke daerah-daerah terpencil. Hal ini dilakukan agar masyarakat di seluruh Indonesia tetap mendapatkan akses terhadap bahan bakar yang cukup dan layak.
Selain itu, Pertamina juga berkomitmen untuk menjaga kualitas dan keandalan BBM yang dipasok. Proses produksi dan distribusi BBM diatur secara ketat agar tidak ada risiko terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna.
Tantangan dalam Pasokan BBM
Meskipun memiliki rencana yang matang, Pertamina menghadapi beberapa tantangan dalam memastikan pasokan BBM mencukupi. Salah satu tantangan utama adalah ketidakstabilan harga minyak mentah global yang berdampak pada biaya produksi dan impor BBM. Selain itu, kondisi cuaca dan infrastruktur transportasi juga bisa memengaruhi distribusi BBM ke daerah-daerah terpencil.
Namun, Pertamina tetap optimis bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, pasokan BBM akan tetap stabil dan aman.
Kesimpulan
Pertamina Patra Niaga menunjukkan komitmennya untuk memastikan pasokan BBM tetap tersedia di seluruh Indonesia, bahkan jika SPBU swasta menolak untuk membeli BBM impor. Dengan strategi distribusi yang luas dan komunikasi yang transparan, Pertamina berharap mampu menjaga stabilitas energi nasional dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
Posting Komentar