P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Bus Pariwisata Terjebak di Hutan Pati, Diduga Sopir Lupa Ubah Ini di Google Maps

Featured Image

Bus Pariwisata Tersesat di Hutan Pati, Diduga Akibat Kesalahan Pengaturan Google Maps

Bus pariwisata yang membawa rombongan peziarah mengalami kejadian tak terduga saat melintasi kawasan hutan di Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Kejadian ini menimbulkan kepanikan bagi para penumpang karena bus nyasar dan terperosok di jalur sempit serta licin.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (28/10/2025) sore ketika bus berpelat nomor AE 7621 UKI sedang melakukan perjalanan dari Ngawi menuju Makam Mbah Saridin di Kayen Pati. Setelah selesai berkunjung ke makam, rombongan melanjutkan perjalanan ke Makam Sunan Muria. Namun, di tengah perjalanan, sopir bus mengalami kebingungan dan memilih untuk mengikuti petunjuk dari aplikasi Google Maps.

Menurut keterangan sang sopir, Kartin (50), warga Desa Sumberbening, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, ia menggunakan mode pengaturan dalam aplikasi Google Maps yang tidak sesuai dengan jenis kendaraan yang dikemudikannya. Aplikasi tersebut menunjukkan jalur alternatif yang sempit dan menanjak di kawasan perbukitan. Padahal, jalur tersebut tidak layak dilalui oleh kendaraan besar seperti bus.

Jalur yang dilewati bus memiliki kondisi medan yang ekstrem, yaitu jalan sempit, menanjak, dan permukaannya licin akibat hujan. Saat mencoba menanjak, bus kehilangan tenaga dan mundur hingga akhirnya terperosok. Meskipun kondisi tersebut menyebabkan kepanikan, seluruh penumpang berhasil menyelamatkan diri tanpa mengalami luka serius.

Kapolsek Gembong AKP Lilik Supardi mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa jalur di kawasan itu memang tidak cocok untuk kendaraan besar. "Jalannya sempit, menanjak, dan di beberapa titik permukaannya licin karena hujan. Untuk kendaraan kecil masih bisa lewat, tapi bus ukuran besar jelas berisiko," ujarnya.

Proses evakuasi bus terbilang rumit karena medan yang sulit dijangkau alat berat. Tim derek sudah dikoordinasikan, namun kesulitan masuk karena jalannya sempit dan posisi bus yang berada di tanjakan. Sebelum dievakuasi, para penumpang dipindahkan ke bus lain yang datang menjemput. Mereka sempat beristirahat di Masjid Al Masyhur, Desa Bageng, sambil dijamu warga dengan makan pagi.

Evakuasi akhirnya selesai pada Rabu (29/10/2025) sore setelah bus ditarik menggunakan dump truck. Warga sekitar juga turut bergotong royong membantu menarik tali derek secara bersama-sama hingga bus dapat dikeluarkan dari lokasi.

AKP Lilik mengimbau para sopir bus pariwisata agar lebih berhati-hati saat menggunakan aplikasi peta digital. Ia menyarankan agar sopir tidak hanya mengikuti Google Maps tanpa mempertimbangkan kondisi medan. "Lebih baik bertanya kepada warga setempat atau petugas kepolisian jika melewati daerah pegunungan seperti Gembong," tambahnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi para pengemudi kendaraan besar, terutama saat bepergian ke daerah yang belum dikenal. Penggunaan teknologi seperti Google Maps memang sangat membantu, tetapi tetap perlu disertai dengan pengetahuan tentang kondisi jalan dan lingkungan sekitar.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.