
Inovasi Teknologi dari Politeknik Negeri Indramayu yang Mendapat Pengakuan Hukum
Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) kembali menorehkan prestasi di bidang riset dan inovasi teknologi terapan. Kampus vokasi yang berlokasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berhasil meraih sertifikat paten sederhana dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Paten ini diberikan atas karya berjudul “Kipas Chip” yang dikembangkan oleh tim dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Desain Perancangan Manufaktur.
Paten tersebut menjadi bentuk pengakuan negara terhadap hasil penelitian dan pengembangan teknologi pendingin logam. Produk inovatif ini dirancang untuk memberikan solusi efisien dan ramah lingkungan dalam proses industri, terutama pada kegiatan pengeboran logam yang membutuhkan sistem pendinginan efektif. Dengan adanya paten ini, Polindra semakin memperkuat posisi sebagai salah satu politeknik yang aktif dalam riset berbasis kebutuhan industri dan berorientasi pada hilirisasi produk.
Proses Pengajuan Paten dan Kolaborasi Lintas Bidang
Ketua tim peneliti, Agus Sifa, menyampaikan bahwa proses pengajuan paten telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas bidang di lingkungan Polindra. Ia mengungkapkan rasa syukur atas pengakuan resmi dari pemerintah melalui DJKI. Menurutnya, ini menjadi bukti nyata bahwa hasil riset di kampus vokasi memiliki nilai guna dan potensi komersialisasi.
Agus menjelaskan bahwa Kipas Chip merupakan hasil pengembangan penelitian terapan yang berangkat dari permasalahan umum di dunia industri logam, yaitu tingginya suhu pada proses pengeboran. Biasanya, industri menggunakan cairan pendingin (coolant), namun metode ini memiliki kelemahan seperti limbah cair yang sulit dikelola, biaya tambahan, dan risiko kontaminasi lingkungan.
Dari situ muncul ide untuk mengganti pendingin cair dengan sistem udara bertekanan melalui mekanisme kipas kecil yang terintegrasi dengan mesin bor. Konsep ini sederhana, tetapi hasilnya sangat efektif.
Fungsi dan Keunggulan Kipas Chip
Kipas Chip bekerja dengan mengalirkan udara langsung ke area pengeboran sehingga mampu menurunkan suhu kerja logam tanpa menggunakan cairan tambahan. Berdasarkan hasil uji coba di laboratorium, alat ini dapat menurunkan suhu operasional hingga 20 persen dibandingkan metode konvensional. Selain itu, alat ini memperpanjang usia mata bor, menghemat waktu pengerjaan, dan mengurangi biaya perawatan mesin.
Proyek riset ini melibatkan sejumlah dosen dari Jurusan Teknik Mesin, antara lain Tito Endramawan dan Ir. Dodi Suwandi. Mereka berperan dalam proses desain, pengujian, serta dokumentasi teknis untuk mendukung kelengkapan administrasi pengajuan paten. Dodi menekankan pentingnya partisipasi mahasiswa dalam setiap tahap penelitian, mulai dari perancangan hingga pembuatan prototipe.
Penerapan dan Potensi Komersialisasi
Keunggulan Kipas Chip tidak hanya terletak pada fungsinya, tetapi juga pada kemudahan penerapan di berbagai jenis mesin industri. Desain modular membuat alat ini bisa disesuaikan dengan ukuran dan jenis mesin bor yang berbeda. Biaya produksinya relatif rendah, sehingga dapat dijangkau oleh industri kecil dan menengah (IKM) yang membutuhkan efisiensi tanpa harus mengeluarkan investasi besar.
Tito Endramawan menjelaskan bahwa alat ini telah melalui proses uji coba lapangan dan mendapatkan respons positif dari beberapa pelaku industri lokal. Beberapa bengkel manufaktur di Indramayu dan Cirebon sudah mencoba alat ini dan mengakui kinerjanya stabil serta mampu menekan panas secara signifikan.
Langkah Awal Menuju Hilirisasi
Keberhasilan memperoleh paten sederhana menjadi langkah awal strategis untuk mengembangkan kerja sama dengan pihak luar, termasuk dunia industri. Tito berharap dukungan dari pemerintah daerah dan pihak kampus dapat mempercepat tahap hilirisasi, sehingga inovasi ini bisa diproduksi massal dan digunakan secara luas.
Selain sebagai capaian akademik, pencapaian ini juga menjadi bentuk kontribusi Polindra terhadap peningkatan daya saing teknologi lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, Polindra aktif mengembangkan riset terapan di bidang teknik mesin, energi terbarukan, dan otomasi industri. Sejumlah produk hasil penelitian bahkan telah digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan pelatihan vokasi di kampus.
Perkembangan dan Harapan Masa Depan
Agus Sifa menegaskan bahwa timnya akan terus mengembangkan versi lanjutan dari Kipas Chip agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri. Saat ini, mereka sedang menyiapkan versi dengan sistem kontrol otomatis menggunakan sensor suhu, sehingga pendinginan dapat disesuaikan secara real time sesuai kondisi mesin.
Pihak kampus juga berkomitmen mendukung pengembangan produk riset dosen dan mahasiswa melalui kerja sama dengan lembaga pemerintah dan mitra industri. Direktur Polindra mengapresiasi kinerja tim peneliti dan menyebut capaian ini sejalan dengan misi kampus untuk menjadi politeknik unggul berbasis inovasi teknologi.
Menurutnya, keberhasilan mendapatkan paten sederhana dari DJKI menjadi modal penting bagi Polindra untuk memperluas kolaborasi riset dengan dunia usaha. Ia berharap inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi sivitas akademika lain untuk terus menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Hingga kini, Polindra telah mendaftarkan sejumlah karya inovasi lain ke DJKI, baik dalam bentuk paten sederhana, hak cipta, maupun desain industri. Dengan semakin banyaknya karya yang mendapat perlindungan hukum, Polindra berharap dapat memperkuat peran perguruan tinggi vokasi sebagai penggerak inovasi teknologi di daerah.
“Paten ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang menuju hilirisasi. Kami berharap ada dukungan dari berbagai pihak agar Kipas Chip dapat diproduksi dan dimanfaatkan secara luas di sektor industri nasional,” pungkas Agus Sifa.



Posting Komentar