P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Pertempuran Polisi dan Kartel Narkoba di Brasil, Ratusan Tewas

Pertempuran Polisi dan Kartel Narkoba di Brasil, Ratusan Tewas

Operasi Penggrebekan Kartel Narkoba di Rio de Janeiro Menewaskan Ratusan Orang

Sebuah operasi penggrebekan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap kartel narkoba di Kota Rio de Janeiro, Brasil, berujung pada kematian ratusan orang. Menurut laporan awal, setidaknya 119 orang tewas dalam operasi yang berlangsung pada Selasa (28/10/2025). Empat di antaranya adalah anggota aparat kepolisian. Sementara itu, laporan independen menyebutkan jumlah korban mencapai 132 orang.

Operasi ini melibatkan sekitar 2500 personel kepolisian dan bertujuan untuk menangkap anggota Comando Vermelho, salah satu organisasi kriminal paling kuat di kota tersebut. Pengejaran dilakukan di dua kawasan yaitu Complexo da Penha dan Complexo do Alemão, seperti yang dilaporkan oleh The New York Times.

Menurut informasi yang diperoleh dari sumber lokal, korban tewas dalam operasi tersebut adalah anggota kartel narkoba. Namun, warga setempat justru menuduh aparat kepolisian melakukan eksekusi terhadap penduduk sipil. Seorang warga mengatakan, “Negara datang untuk pembantaian, bukan operasi. Mereka datang langsung untuk membunuh.”

Banyak saksi mata menyebut bahwa banyak korban ditembak di kepala dan punggung. Hal ini memicu kritik keras dari aktivis lokal, Raul Santiago. Ia menilai tindakan aparat merupakan pelanggaran kemanusiaan dan bukan bentuk penegakan hukum. “Ini bukan keselamatan publik, ini pelanggaran kemanusiaan,” katanya.

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, dilaporkan merasa prihatin dengan skala kematian dalam operasi tersebut. Sementara itu, Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski menyatakan bahwa operasi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintah federal.

Gubernur Berusaha Membela Tindakan Aparat

Meski mendapat kecaman, Gubernur Rio de Janeiro, Castro, membela tindakan aparat kepolisian. Ia menegaskan bahwa semua korban tewas adalah anggota kelompok kriminal bersenjata dan menolak tuduhan adanya pembunuhan terhadap warga sipil. “Saya rasa tidak ada warga sipil yang berkeliaran di hutan tempat bentrokan terjadi,” ujarnya kepada wartawan.

Dalam pernyataannya di platform X, Castro menyatakan bahwa operasi ini bukan hanya sekadar penegakan hukum, tetapi juga "perang melawan narkoterorisme." Polisi menggunakan kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone bersenjata. Sementara itu, kelompok bersenjata dilaporkan menyiapkan barikade dan pesawat tanpa awak bermuatan bahan peledak.

Kritik Terhadap Waktu Pelaksanaan Operasi

Kelompok HAM Brasil mengkritik waktu pelaksanaan operasi yang bertepatan dengan persiapan KTT Walikota Dunia C40 dan Penghargaan Earthshot yang akan digelar di Rio pekan depan. Mereka menilai operasi semacam ini sering dilakukan menjelang acara internasional besar untuk “menunjukkan kontrol keamanan.” Namun, pejabat keamanan negara bagian menegaskan bahwa operasi tersebut tidak terkait dengan agenda global. “Ini murni upaya menegakkan hukum di wilayah yang dikuasai geng narkoba,” kata Santos.

Tragedi di Rio ini kembali mengungkapkan masalah kekerasan sistemik dan impunitas aparat keamanan Brasil, yang selama ini kerap dikritik oleh lembaga HAM dunia. Dengan jumlah korban yang sangat tinggi, operasi ini menjadi sorotan utama terkait efektivitas dan etika penegakan hukum di negara tersebut.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.