
Kondisi Kesehatan dan Performa Gregoria Mariska Tunjung yang Masih Menghadapi Tantangan
Gregoria Mariska Tunjung, pebulu tangkis tunggal putri asal Indonesia, mengalami penurunan performa setelah mengalami serangan vertigo pada bulan Mei. Akibatnya, ia terpaksa absen dari beberapa turnamen penting, termasuk Sudirman Cup 2025. Ia kembali berlaga di Japan Open 2025, namun kondisi kesehatannya kembali memburuk, sehingga harus mundur dari China Masters dan Korea Open 2025.
Pada Denmark Open 2025 dan French Open 2025, Gregoria langsung tersingkir di babak pertama. Meski demikian, ia tetap menjalani latihan secara intensif dan mencoba mengevaluasi diri setiap kali tampil di lapangan.
“Kondisi saya oke meski kalah pada babak awal, tetapi latihan tetap oke,” ujar Gregoria saat berbicara kepada media di pelatnas Cipayung, Jakarta. Ia menyebutkan bahwa evaluasi dari dua pertandingan terakhir memberikan banyak pelajaran. Namun, ia merasa bahwa apa yang ingin ditampilkan tidak sesuai harapan. Kekalahan di Denmark Open terasa sangat jauh karena skornya tidak menunjukkan perlawanan yang baik.
Di Prancis, meskipun bisa menciptakan rubber game, hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Gregoria, kendala dalam pertandingan bukanlah faktor eksternal, melainkan karena keadaan suasana yang tidak sepenuhnya mendukung. Ia juga menyadari bahwa pola permainannya sering kali tidak masuk ke lawan atau sebaliknya, sehingga membuatnya mudah panik.
“Saya terlalu banyak memikirkan hasil dan tidak fokus pada permainan,” tambahnya. Ia menyadari bahwa tekanan untuk menang terlalu besar, sehingga memengaruhi konsentrasi dan performanya di lapangan.
Menurut Gregoria, kondisi vertigonya memengaruhi latihan intensif di pelatnas. Saat mulai kembali berlatih, ia merasa lebih berhati-hati dan masih sering mengalami kambuh. Hal ini membuat beberapa aspek dalam permainannya belum bisa dimaksimalkan, seperti rasa percaya diri dan kepekaan dalam mengatur pola permainan.
“Sekarang sudah tidak pernah vertigo lagi, tetapi kemarin stop-nya cukup lama sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Jika cedera kaki, saya bisa latihan pukulan saja di lapangan. Tapi sekarang saya benar-benar tidak latihan dan memulai dari nol,” ujarnya.
Selain itu, ia mengaku masih takut jika vertigonya kambuh. Namun, ia sedang berusaha menyeimbangkan target dan ekspektasi. “Saya ingin memanfaatkan kesempatan dan tidak terlalu memikirkan hasil,” katanya.
Gregoria akan mengikuti dua turnamen berikutnya, yaitu Kumamoto Masters 2025 (11-16 November) dan Australian Open 2025 (19-23 November). Target utamanya adalah menjaga kesehatan dan meningkatkan penampilannya di lapangan.
“Irinya, saya ingin lebih bagus penampilannya saat pertandingan. Kemarin secara permainan dan hasil lebih bisa menunjukkan perubahan di lapangan secara mental dan fisik,” ujarnya. Meski ada trauma, ia mengatakan bahwa kondisi tersebut semakin jarang muncul. Ia juga merasa lebih tenang dan hanya trauma saat kelelahan.
Hasil MRI menunjukkan bahwa tulang punggungnya agak belok akibat latihan intensif, sehingga kondisinya menjadi kencang. Hal ini membuat Gregoria kembali berada di posisi mengejar ketertinggalan setelah cukup lama berada di level atas.
“Semoga dengan posisi mengejar ini saya lebih bisa karena mempertahankan lebih susah dari mengejar,” katanya. Ia berharap dapat mengubah pola pikirnya dan menjadi lebih termotivasi untuk menunjukkan performa yang lebih baik lagi.



Posting Komentar