
Peringatan BMKG: Potensi Gelombang Tinggi di Wilayah Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau kondisi cuaca yang berpotensi memengaruhi perairan Indonesia. Salah satu faktor utama yang menjadi perhatian adalah bibit siklon tropis 90W yang berada di Laut Filipina, sebelah utara Papua Barat. Meskipun belum sepenuhnya berkembang menjadi siklon, kemungkinan besar bibit angin ini masih memengaruhi alur angin di wilayah Indonesia hingga 26 Agustus 2025.
BMKG telah memetakan area-area yang berpotensi mengalami gelombang tinggi akibat pengaruh sistem cuaca ini. Berdasarkan data yang dikeluarkan, gelombang laut dengan ketinggian mencapai 2,5-4 meter berpeluang muncul di beberapa wilayah Samudra Hindia, seperti di selatan Banten hingga selatan Jawa Timur, serta di sekitar Selatan Bali dan Nusa Tenggara Barat.
"Kondisi ini bisa membahayakan keselamatan pelayaran," ujar Prakirawan BMKG Furqon Alfahmi melalui keterangan tertulis. Ia menekankan pentingnya pelaut untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi cuaca secara berkala.
Pola Angin dan Kecepatannya
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari arah timur laut ke tenggara dengan kecepatan berkisar antara 6 hingga 22 knot. Sementara itu, di wilayah selatan Indonesia, arah angin serupa, namun kecepatannya bisa mencapai 25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Arafuru," tambah Furqon.
Selain itu, BMKG juga memberi peringatan tentang potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah lainnya. Di Samudra Pasifik utara Maluku dan Papua Barat Daya, serta di Selat Malaka bagian utara, gelombang laut dapat mencapai ketinggian 1,25-2,5 meter. Di Laut Banda dan Laut Arafuru bagian timur dan tengah, risiko serupa juga terjadi.
Di sisi lain, Samudra Hindia sebelah barat Aceh, sebelah barat Kepulauan Mentawai, serta Samudra Hindia di selatan Nusa Tenggara Timur juga memiliki potensi gelombang tinggi. BMKG menyarankan para pelaut untuk memperhatikan kondisi cuaca di area-area tersebut.
Petunjuk Keselamatan untuk Pelaut dan Kapal
BMKG secara rutin mengimbau nelayan yang menggunakan perahu nelayan kecil untuk waspada terhadap angin yang bertiup lebih dari 15 knot dan gelombang laut di atas 1,25 meter. Untuk kapal tongkang, kecepatan angin di atas 16 knot dan tinggi gelombang melebihi 1,5 meter harus diwaspadai.
Nahkoda ferry diminta untuk memperhatikan kecepatan angin yang melebihi 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter. Sementara itu, armada besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar wajib memantau kondisi ketika kecepatan angin menembus 27 knot dan tinggi gelombang mencapai 4 meter.
Dengan adanya peringatan ini, BMKG menegaskan pentingnya koordinasi antara pihak berwenang dan pelaku transportasi laut dalam menjaga keselamatan di perairan Indonesia. Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca yang diberikan oleh BMKG agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Posting Komentar