P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Beijing Terpilih sebagai Kota Paling Tercemar di Dunia

Featured Image

Kualitas Udara di Beijing Menjadi Perhatian Global

Beijing, ibu kota Tiongkok, kembali menjadi perhatian dunia karena tingkat polusi udaranya yang tergolong tinggi. Data terkini menunjukkan bahwa kota ini termasuk dalam daftar sepuluh kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Pada 24 Oktober 2025, pukul 02.15 waktu setempat, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Beijing mencapai 166, yang berada dalam kategori “tidak sehat”. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi udara saat itu sangat mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat.

Polutan utama yang menyebabkan penurunan kualitas udara adalah partikel halus PM2.5. Partikel ini berasal dari berbagai sumber seperti emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, penggunaan sistem pemanasan rumah tangga, serta transportasi lintas wilayah. Dalam beberapa tahun terakhir, konsentrasi PM2.5 di Beijing tercatat meningkat, sehingga memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap kesehatan penduduk.

Berdasarkan laporan IQAir, rata-rata konsentrasi PM2.5 di Beijing pada tahun 2024 mencapai 30,9 µg/m³. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan panduan tahunan World Health Organization (WHO) yang hanya sebesar 5 µg/m³. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas udara di kota tersebut tidak sesuai dengan standar kesehatan yang dianjurkan.

Faktor Penyebab Polusi Udara di Beijing

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat polusi di Beijing. Pertama, kondisi inversi atmosfer yang terjadi secara alami dapat menghambat pergerakan udara vertikal, sehingga polutan sulit untuk terangkat dan menyebar. Kedua, massa udara tercemar yang berasal dari wilayah industri sekitar Beijing-Tianjin-Hebei turut berkontribusi pada peningkatan kualitas udara yang buruk. Ketiga, aktivitas manusia seperti transportasi dan pembakaran juga menjadi penyumbang utama polusi udara.

Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil yang masih dominan dalam sektor energi dan industri juga memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kadar polutan. Meski pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi polusi, seperti pembatasan emisi kendaraan dan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, masalah ini tetap menjadi tantangan besar.

Dampak Kesehatan dan Rekomendasi

Kondisi kualitas udara yang tidak sehat ini memiliki dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Berdasarkan peringatan yang diberikan, semua orang mungkin mulai merasakan efek negatif dari polusi udara, terutama bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, lansia, serta orang dengan penyakit paru-paru atau jantung. Mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan kesehatan akibat paparan polutan.

Untuk mengurangi risiko kesehatan, disarankan agar masyarakat membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada jam-jam tertentu ketika kualitas udara paling buruk. Selain itu, menjaga kebersihan udara dalam ruangan melalui penggunaan alat penyaring udara dan menjaga ventilasi yang baik juga sangat penting.

Prognosis Kualitas Udara di Masa Depan

Meskipun situasi saat ini memprihatinkan, laporan IQAir menunjukkan bahwa kualitas udara bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan perubahan kondisi cuaca. Jika pola angin berubah, polusi yang terakumulasi di udara bisa terbawa oleh angin dan mengurangi dampaknya. Dengan demikian, kondisi kualitas udara di Beijing diharapkan akan membaik dalam waktu dekat, tergantung pada faktor-faktor alami dan upaya pemerintah dalam mengurangi polusi.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.