P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal Dorong Sinergi Perbankan dan Usaha: Lampung Siap Jadi Lumbung Pangan Modern

Featured Image

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Membangun Pertanian Lampung yang Modern

Pemerintah Provinsi Lampung menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat sektor pertanian melalui berbagai langkah strategis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengajak dunia perbankan dan pelaku usaha bekerja sama dalam memajukan sektor pertanian. Dalam Rapat Optimalisasi Peran Perbankan dan Dunia Usaha dalam Memajukan Sektor Pertanian, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar pertanian Lampung dapat berkembang menjadi sistem yang modern, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Rapat strategis ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk jajaran perbankan, pelaku usaha besar, kepala instansi terkait, serta lembaga keuangan dan pengawas sektor industri. Pertemuan ini menjadi forum penting dalam menyatukan arah kebijakan pertanian Lampung, yang hingga kini masih menjadi tulang punggung perekonomian daerah dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Kontribusi Pertanian pada Perekonomian Daerah

Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Anang Risgiyanto, menjelaskan bahwa sektor pertanian tetap menjadi tumpuan utama perekonomian Lampung, meskipun sempat mengalami dinamika beberapa tahun terakhir. Pada 2020, kontribusi pertanian terhadap PDRB mencapai 29,73 persen, namun sempat menurun menjadi 26,21 persen pada 2024. Meski demikian, tren pemulihan mulai terlihat pada 2025, dengan pertumbuhan positif sebesar 5,44 persen pada triwulan pertama dan 1,88 persen pada triwulan kedua.

Dari sisi kesejahteraan petani, Lampung mencatatkan capaian luar biasa dengan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 128,9 persen, jauh di atas rata-rata nasional 109,39 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan daya beli serta perbaikan kesejahteraan petani di berbagai kabupaten. Selain itu, sektor pertanian juga menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Provinsi Lampung dengan lebih dari 2,29 juta orang atau sekitar 47 persen total tenaga kerja aktif, dan sebagian besar kini telah beralih ke sektor formal.

“Data ini menunjukkan Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertanian nasional. Namun untuk mengoptimalkannya, diperlukan dukungan kuat dari dunia usaha dan lembaga keuangan agar petani memiliki akses modal, teknologi, serta pasar yang berkelanjutan,” ungkap Anang.

Keterlibatan Perbankan dan Dunia Usaha

Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan perbankan dalam skema pembiayaan sektor pertanian melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit mikro, dan pembiayaan alat mekanisasi seperti mesin pengering (dryer), Rice Milling Unit (RMU), dan SILO. Dunia usaha diharapkan aktif dalam membangun kemitraan usaha tani berbasis teknologi dan inovasi, seperti contract farming, CSR berbasis pertanian, serta investasi dalam industri hilirisasi komoditas unggulan daerah.

Program unggulan Pemerintah Provinsi Lampung, yaitu Desaku Maju, juga menjadi perhatian utama dalam rapat ini. Program tersebut berfokus pada peningkatan pelayanan dasar masyarakat desa, pemberdayaan ekonomi lokal, dan pengembangan SDM pertanian melalui pelatihan vokasi dan mekanisasi modern. Diharapkan, Desaku Maju menjadi model pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dapat diterapkan secara menyeluruh di wilayah Lampung.

Fokus pada Komoditas Strategis

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dalam arahannya menegaskan bahwa Lampung harus bergerak cepat mengatasi kesenjangan antara produksi dan pasca panen. Ia menyoroti tiga komoditas strategis Lampung — ubi kayu, jagung, dan padi — yang menjadi fokus utama pengembangan.

“Selama ini, 70 persen jagung hasil panen kita masih dijual ke luar daerah karena keterbatasan alat pengering. Akibatnya, petani tidak mendapatkan harga optimal. Jika semua hasil panen bisa kita olah dan keringkan di Lampung, maka ekonomi daerah akan melonjak,” tegas Gubernur.

Gubernur juga memaparkan rencana besar dalam dua tahun ke depan, yakni mengalihkan sekitar 100 ribu hektare lahan singkong menjadi lahan jagung dan padi gogo. Program ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan dan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat pedesaan. Untuk mendukung program tersebut, Rahmat menekankan pentingnya peran perbankan dalam menyediakan skema pembiayaan yang adaptif dan berpihak kepada petani.

“Kami ingin KUR pertanian benar-benar tepat sasaran, agar desa dan UMKM bisa memiliki mesin pengolahan sendiri. Dunia usaha juga harus ikut tumbuh bersama masyarakat. Jika perusahaan besar untung, masyarakat juga harus sejahtera,” ujarnya.

Dukungan dari OJK dan Bank Indonesia

Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, turut memberikan dukungan terhadap program Desaku Maju dan berbagai upaya hilirisasi pertanian yang dicanangkan Pemprov. Ia menilai pendekatan closed loop dalam skema pembiayaan pertanian mampu meminimalisir risiko dan meningkatkan kepercayaan perbankan untuk menyalurkan modal kepada petani.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, menekankan perlunya perencanaan hilirisasi komoditas yang terukur dan sesuai dengan potensi lokal. “Kami telah melakukan pemetaan pohon hilirisasi komoditas unggulan di Lampung. Sektor pertanian Lampung saat ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan sektor lainnya, dan kami berkomitmen mendukung arahan Gubernur untuk menjadikan Lampung sebagai lumbung pangan modern nasional,” ungkap Bimo.

Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan perbankan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan Lampung yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan volatilitas harga pangan dunia. Dengan strategi kolaboratif ini, Provinsi Lampung optimistis dapat menjadi salah satu provinsi penentu dalam stabilitas pangan nasional di masa mendatang.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.