P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4
Bookmark

Translate

Jangan Takuti Teknologi

Jangan Takuti Teknologi

Peran Teknologi dalam Pendidikan: Tantangan dan Solusi

Perkembangan teknologi kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Namun, beberapa langkah yang diambil oleh pihak tertentu untuk mengurangi penggunaan gawai dalam proses belajar-mengajar menimbulkan pertanyaan tentang kebijakan yang diambil.

Pada dasarnya, teknologi adalah alat yang bisa digunakan secara positif atau negatif, tergantung pada cara kita memanfaatkannya. Banyak contoh nyata bagaimana masyarakat awalnya merasa canggung dengan inovasi teknologi, seperti layanan ojek daring. Saat itu, banyak orang tidak percaya dan bahkan menolak penggunaan aplikasi tersebut. Namun, seiring waktu, teknologi ini menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, bahkan mengubah cara kita bertransaksi, memesan makanan, hingga menonton film.

Teknologi kini sudah sangat dekat dengan kita. Dengan gawai, segala sesuatu bisa dilakukan secara daring, mulai dari memesan hotel hingga menonton konser virtual. Meski demikian, penggunaan teknologi juga memiliki sisi negatif, seperti ketidakpuasan terhadap barang yang dipesan. Namun, hal ini wajar terjadi di era digital saat ini.

Membangun Kesadaran yang Bijak

Usulan dari seorang pejabat yang ingin menghentikan penggunaan gawai dalam pemberian tugas kepada siswa justru bisa menciptakan "fobia" terhadap teknologi. Sebaliknya, lebih baik memberikan edukasi dan kesadaran yang bijak kepada para siswa dan orang tua. Siswa perlu diajarkan untuk menggunakan gawai hanya untuk keperluan pembelajaran, bukan sekadar bermain atau browsing konten yang tidak relevan.

Sekolah bisa membuat aturan yang jelas, seperti larangan mengakses situs di luar materi pembelajaran, atau menjadwalkan penggunaan gawai secara terbatas. Dengan demikian, siswa akan lebih fokus pada tugas yang diberikan, dan penggunaan gawai menjadi lebih efektif.

Generasi Digital dan Potensi Mereka

Generasi Z adalah generasi yang lahir di tengah perkembangan teknologi. Mereka lebih akrab dengan dunia digital dan lebih mudah mengakses informasi melalui gawai. Oleh karena itu, penting bagi guru dan pihak sekolah untuk memberikan tugas yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran positif. Jika diberikan dengan benar, gawai bisa menjadi alat bantu yang efektif dalam proses belajar.

Beberapa negara telah menerapkan sistem serupa, seperti Italia yang memperbolehkan penggunaan gawai untuk penyandang disabilitas, atau Swedia yang sempat menerapkan pendidikan digital namun kembali ke buku teks cetak. Di negara-negara tersebut, tujuannya adalah memfasilitasi siswa agar mampu memilih dan memilah informasi secara mandiri.

Langkah-Langkah untuk Masa Depan

Untuk memperbaiki kondisi ini, beberapa langkah bisa dilakukan. Pertama, menjadwalkan pemberian tugas pada jam belajar siswa di sekolah. Hal ini akan membantu mengatur penggunaan gawai agar lebih terkontrol dan hanya digunakan untuk kebutuhan belajar.

Kedua, guru dapat memberikan hadiah kepada siswa yang mengerjakan tugas melalui gawai. Hadiah ini bisa berupa buku atau sumber belajar tambahan, yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam memanfaatkan teknologi secara positif.

Terakhir, penting untuk menyadari bahwa kita sedang memasuki abad teknologi. Kita perlu lebih bijak dalam mengonsumsi teknologi, memahami manfaat dan risikonya. Lebih baik memanfaatkan teknologi untuk kepentingan diri sendiri daripada menolak atau menghindarinya.

Dengan kesadaran dan pengelolaan yang tepat, teknologi bisa menjadi alat yang sangat berguna dalam mendukung proses belajar-mengajar. Jadi, mari kita adaptasi dengan perkembangan jaman, bukan menghindarinya.

Posting Komentar

Posting Komentar

Komentar untuk berinteraksi dengan komunitas Brokerja.com. Dapatkan informasi tips terbaru disini.